Suara.com - Kondisi Tukul Arwana berangsur membaik setelah rutin menjalani fisioterapi untuk mengobati penyakit stroke yang dideritanya.
Menurut Rizki Kimon, selaku perwakilan keluarga mengatakan Tukul Arwana sudah bisa fokus dan pemahamannya cepat ketika melihat orang atau ditanya soal menu makan.
Tetapi, Tukul Arwana masih kesulitan komunikasi melalui lisannya. Kimon mengatakan pelawak 58 tahun itu masih butuh waktu untuk mengembalikan kemampuan bicaranya.
"Sementara baru belajar AIUEO, tapi mas Tukul baru bisa A sama O. Pelan-pelan sih memang," kata Kimon saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta, Senin (23/5/2022).
Baca Juga: Pertama Kalinya, Peneliti Menyuntikkan Virus untuk Membunuh Sel Kanker pada Manusia, Seberapa Ampuh?
Sekitar 1 dari 3 orang yang pernah terserang stroke bisa mengalami masalah bahasa, seperti kesulitan berbicara, memahami pembicaraan, membaca atau menulis.
Masalah bicara pada penderita stroke disebut sebagai disatria dan apraksia. Seseorang dengan kondisi ini mengalami kesulitan bicara, tetapi masih bisa memahami pembicaraan atau bahasa.
Mereka juga mungkin tahu apa yang ingin dikatakannya dan cara mengatakannya. Tapi dilansir dari WebMD, tubuh mereka tidak mau bekerja sama.
Otot-otot di lidah, bibir dan bagian lain mungkin terlalu lemah untuk berbicara. Selain itu, otak mereka mungkin juga tidak bisa mengirim pesan yang tepat untuk membuat otot-otot itu bekerja secara sinkron. Berikut dua jenis gangguan bicara:
1. Disartria
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Pria Lebih Berisiko Kanker Payudara jika Punya Masalah Kesuburan
Seseorang tidak bicara berbicara dengan jelas dan mencaci maki kata-katanya. Mereka mungkin mengalami kesulitan berbicara dengan nada normal. Mereka juga mungkin berbicara terlalu pelan atau lambat.
2. Apraksia
Apraksia adalah kesulitan mengucapkan kata-kata dengan benar, karena lidah atau bibir tidak berfungsi baik. Mereka mungkin berbicara dengan lambat, jeda lama dan kesulitan mengucapkan kata-kata yang terlalu panjang.
Masalah lain setelah stroke dapat mempengaruhi komunikasi juga. Misalnya, orang yang Anda cintai mungkin kesulitan memahami isyarat sosial atau emosional selama percakapan.
Mereka mungkin juga memiliki masalah suasana hati atau ingatan yang membuat mereka lebih sulit untuk mengekspresikan diri.