Suara.com - Kondisi kesehatan Tukul Arwana berangsur pulih setelah rutin menjalani fisioterapi akibat penyakit stroke yang dialaminya.
Perwakilan keluarga sang pelawak - Rizki Kimon mengungkapkan kini Tukul mulai bisa menggerakan bagian tubuhnya yang sempat lumpuh akibat stroke.
"Gerakannya sudah semakin banyak. Pemahamannya juga lebih cepat," kata Kimon saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta, Senin (23/5/2022).
Pelawak 58 tahun itu juga sudah bisa memahami ucapan orang lain, setelah sebelumnya selalu kebingungan saat ada orang yang menjenguknya di rumah sakit. Sedangkan untuk kemampuan bicara, Tukul belum bisa berucap dengan jelas.
Baca Juga: Gejala Aneurisma, Waspadai Terjadinya Sakit Kepala Parah dan Mendadak
"Sementara baru belajar AIUEO, tapi mas Tukul baru bisa A sama O. Pelan-pelan sih memang," ucap Kimon.
Dikabarkan sebelumnya bahwa Tukul telah menjalani perawatan sejak pertengahan September 2021 karena mengalami pendarahan di otak. Saat ini, Tukul Arwana masih dalam proses pemulihan usai operasi lewat berbagai terapi.
Dikutip dari situs John Hopskins Hospital, Amerika Serikat, pasien stroke memang perlu lakukan rehabilitasi untuk mengembalikan kerja tubuh semirip mungkin seperti belum terserang stroke.
Waktu 1-3 bulan pasca stroke menjadi yang paling penting dalam masa pemulihan dan pasien akan melihat peningkatan paling besar.
Selama waktu itu, sebagian besar pasien akan menyelesaikan program rehabilitasi rawat inap, atau membuat kemajuan dalam sesi terapi rawat jalan mereka.
Selama tiga bulan pertama setelah stroke, pasien mungkin mengalami fenomena yang disebut pemulihan spontan, keterampilan atau kemampuan yang tampaknya hilang karena stroke kembali tiba-tiba saat otak menemukan cara baru untuk melakukan tugas.
Baca Juga: Top 5 Sepekan: Hoaks Tukul Arwana Meninggal, Gus Miftah Bandingkan Ragil Mahardika dengan Suti Karno
Beberapa pasien juga bisa saja mengalami kemunduran dalam beberapa bulan setelah stroke, seperti pneumonia, serangan jantung atau stroke kedua.
Tantangan-tantangan ini dapat memiliki efek yang signifikan secara fisik, mental dan emosional, dan rehabilitasi mungkin perlu ditunda.
Sementara terapi fisik, okupasi, dan wicara tetap menjadi utama rehabilitasi stroke, para peneliti selalu menemukan cara baru untuk meningkatkan atau melengkapi perawatan ini.
Setelah enam bulan, perbaikan mungkin dilakukan tetapi akan jauh lebih lambat. Kebanyakan pasien stroke mencapai keadaan yang relatif stabil pada masa ini. Bagi sebagian orang, ini berarti pemulihan penuh.
Tetapi, orang lain bisa saja mengalami gangguan berkelanjutan yang juga disebut penyakit stroke kronis.