Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut wabah cacar monyet paling banyak terjadi di wilayah Afrika Barat dan Tengah.
Akan tetapi, sejumlah negara Eropa dan Amerika juga turut melaporkan infeksi serupa selama sepekan terakhir.
Negara tersebut di antaranya Inggris, Spanyol, Portugal, Italia, Swedia, Kanada, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Belgia, dan Australia.
Secara keseluruhan, WHO menyebut cacar monyet telah dilaporkan di 11 negara yang biasanya tidak memiliki penyakit tersebut.
“Ada sekitar 80 kasus yang dikonfirmasi, dan 50 investigasi yang tertunda. Kemungkinan besar akan dilaporkan,” kata WHO berdasarkan data per Jumat (20 Mei 2022), dikutip dari Fox.
Ilmuwan kesehatan dari berbagai negara terus bekerja sama untuk memahami lebih banyak tentang wabah tersebut.
Menurut Reuters, para ilmuwan tidak ingin wabah cacar monyet berkembang menjadi pandemi seperti Covid-19.
Di Inggris, pejabat kesehatan setempat juga tengah menyelidiki apakah penyakit itu menular secara seksual, karena beberapa kasus dilaporkan menyebar di antara antara gay dan biseksual di London.
Cacar monyet sebelumnya tidak terdeteksi menyebar melalui hubungan seks. Tetapi dapat ditularkan melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi.
Baca Juga: WHO: 1.284 Kasus Suspek Cacar Monyet Dilaporkan di RD Kongo
Virus yang menginfeksi berasal dari keluarga virus yang sama dengan cacar. Kemudian masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau mata, hidung, juga mulut.