Fakta Dibalik Studi Terbaru Tentang Sindrom Kematian Bayi Mendadak, Temuan Peneliti Mengagetkan

Sabtu, 21 Mei 2022 | 19:21 WIB
Fakta Dibalik Studi Terbaru Tentang Sindrom Kematian Bayi Mendadak, Temuan Peneliti Mengagetkan
ilustrasi bayi baru lahir (Pexels/Isaac Taylor)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pekan lalu, sebuah studi baru tentang Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS) menjadi viral setelah unggahan media sosial dan berita utama menyatakan bahwa ilmuan telah menemukan akar penyebab kondisi tersebut.

Siaran pers yang menjelaskan penelitian tersebut juga menegaskan bahwa berkat temuan tersebut, kemungkinan SIDS akan segera berakhir.

Namun, penelitian yang terbit pada 6 Mei di jurnal eBioMedicine mengindikasikan bahwa peneliti tidak bisa mengungkap akar penyebar SIDS maupun klaim-klaim seperti yang sudah beredar.

Sebaliknya, penelitian tersebut mengungkap tanda potensial, disebut biomarker, bahwa bayi baru lahir mungkin memiliki risiko SIDS yang lebih tinggi.

Baca Juga: Leher dan Tangan Bayi Baru Lahir Penuh Jahitan Seperti Disambung Kembali, Begini Penjelasan Dokter Rumah Sakit

Studi juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara risiko SIDS pada bayi dan aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BChE) dalam darah mereka segera setelah lahir.

Ilustrasi bayi menangis (istockphoto.com)
Ilustrasi bayi (istockphoto.com)

Bayi yang meninggal karena SIDS memiliki aktivitas BChE relatif rendah saat lahir, dibandingkan dengan bayi yang meninggal karena penyebab lain atau yang bertahan hingga masa kanak-kanak.

Hal itu menunjukkan bahwa mengukur tingkat BChE saat lahir dapat membantu menandai bayi yang berisiko SIDS dan suatu hari nanti bisa menemukan cara untuk mencegah sindrom tersebut.

Namun, berdasarkan studi baru, tidak mungkin mengembangkan tes penyaringan pasti untuk SIDS berdasarkan BChE saja. Selain itu, secara keseluruhan pengukuran mereka tumpang tindih dengan bayi dalam kelompok sehat.

Jadi secara terpisah, mengukur BCheE tidak akan menjadi indikator kuat dari risiko SIDS bayi baru lahir di masa depan.

Baca Juga: Ibu di Bulukumba Terguncang Lihat Tangan dan Leher Bayi Baru Lahir Penuh Jahitan, Seperti Terputus Kemudian Disatukan

"Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah bahwa tim menganalisis aktivitas BChE di dekat waktu kelahiran tetapi tidak pada saat kematian, jadi tidak jelas apakah levelnya tetap sama rendahnya pada saat bayi meninggal," kata peneliti Carmel Harrington di SIDS and Sleep Apnea Research Group di The Children's Hospital di Westmead, Australia.

Ditambah, penelitian ini mengandalkan diagnosis korononer daripada laporan otopsi untuk mengonfirmasi penyebab kematian, sehingga penyebab sebenarnya mungkin tidak pasti dalam beberapa kasus.

Singkatnya, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kita sepenuhnya memahami peran BChE di SIDS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI