Orangtua Mesti Tahu, Jangan Pernah Ucapkan Hal Ini ke Anak

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 19 Mei 2022 | 14:58 WIB
Orangtua Mesti Tahu, Jangan Pernah Ucapkan Hal Ini ke Anak
Ilustrasi orang tua memarahi anak (freepik.com/peoplecreations)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengasuh anak adalah fase belajar yang tidak pernah berakhir. Kamu tidak akan pernah bisa belajar terlalu banyak tentang menjadi orang tua.

Membesarkan manusia jelas tidak kurang dari sebuah tantangan, dan satu rintangan di jalan ini selalu lebih menuntut daripada yang sebelumnya.

Baru-baru ini, Luke Coutinho, Duta Gaya Hidup untuk Gerakan Fit India, membagikan nasihat menarik tentang pengasuhan anak di platform media sosial, Instagram.

Dilansir dari Times of India, dijelaskan bahwa perasaan ditinggalkan yang sengaja atau tidak sengaja dimasukkan ke dalam pikiran anak-anak dengan tujuan menyakiti atau sebagai lelucon yang lewat melemahkan pikiran muda selamanya.

Baca Juga: 6 Pasangan Artis Rebutan Anak Setelah Cerai, Terbaru Wanda Hamidah

Ilustrasi Memarahi Anak. (pexels.com/monstera)
Ilustrasi Memarahi Anak. (pexels.com/monstera)

Luke mendesak para orang tua untuk tidak memasukkannya ke dalam pikiran anak muda bahwa mereka tidak diinginkan dan tidak pernah direncanakan dan bahwa itu terjadi begitu saja dan segala sesuatunya berjalan begitu saja.

"Bahwa kelahiran mereka adalah kesalahan dan tidak direncanakan; Ini adalah salah satu bentuk pengabaian tertinggi yang masuk ke alam bawah sadar mereka," kata Luke.


Pikiran muda menyimpan semua yang mereka dengar dan mereka lihat-- baik atau buruk. Sementara hal-hal baik memelihara pikiran muda, Anda tidak pernah bisa melihat apa akibat dari hal buruk yang telah merusaknya.

"Jumlah remaja, orang dewasa yang kami konsultasikan setiap bulan dengan penyakit, rasa sakit, kondisi, dll. Telah berjuang dengan situasi dan emosi ini karena diberitahu oleh orang tua mereka bahwa dengan cara apa pun, bahwa mereka adalah kesalahan atau tidak direncanakan, " ujar Luke yang juga pakar Integrative & Lifestyle Medicine.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kekerasan terhadap anak sebagai penganiayaan anak yang meliputi: penganiayaan fisik dan/atau emosional, pelecehan seksual, penelantaran atau penelantaran, eksploitasi komersial dan bentuk-bentuk lain, yang menyebabkan kerugian aktual atau potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup mereka, perkembangan mereka atau martabat mereka dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan.

Baca Juga: Gadis Ini Belikan HP Baru Untuk Sang Ayah, Videonya Mengandung Bawang

Paparan trauma sejak masa kanak-kanak tidak hanya memperburuk pertumbuhan mental seorang anak, tetapi juga merupakan prediktor masalah kesehatan yang serius di tahun-tahun mendatang. Penelitian telah membuktikan bahwa mengalami kekerasan dapat membuat tubuh menua lebih cepat pada tingkat biologis.

Sesuai penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association, anak-anak yang menderita trauma akibat pelecehan atau kekerasan di awal kehidupan menunjukkan tanda-tanda biologis penuaan lebih cepat daripada anak-anak yang tidak pernah mengalami kesulitan. Paparan trauma dikaitkan dengan pubertas dini, penuaan sel dan perubahan struktur otak yang ditemukan dalam penelitian ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI