Suara.com - Saat ini Korea Utara sedang berjuang melawan penyebaran virus corona Covid-19 dengan meningkatkan produksi obat-obatan dan pasokan medis, termasuk alat sterilisasi serta termometer.
Para warga juga menggunakan obat-obatan tradisional, yang diyakini efektif mencegah dan menyembuhkan penyakit berbahaya. Namun, belum ada bukti dari klaim tersebut.
Pabrik medis di Pyongyang dan daerah sekitarnya memproduksi jarum suntik, obat-obatan, termometer, dan persediaan medis lain dalam jumlah yang lebih banyak dalam waktu singkat.
Banyak bangsal isolasi dibuat dan mereka mulai mendisinfeksi beberapa tempat.
Baca Juga: Indonesia Menuju Endemi, Satgas Covid-19 Keluarkan Dua Surat Edaran Aktivitas Perjalanan
"Ribuan ton garam segera diangkut ke kota Pyongyang untuk menghasilkan larutan antiseptik," lapor kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA, dikutip The Guardian.
Laporan itu muncul setelah sang Presiden Kim Jong-un mengkritik distribusi obat-obatan yang tidak efektif dan mengecam para pejabat karena tanggapan mereka yang "tidak dewasa" terhadap wabah tersebut.
Tidak adanya vaksinasi nasional dan obat Covid-19 membuat pasien mengonsumsi obat penghilang rasa sakit umum, seperti ibuprofen dan amoksilin, serta antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.
Mereka juga menggunakan pengobatan rumahan yang belum terbukti efektivitasnya, seperti berkumur dengan air garam, atau minum teh lonicra japonica atau teh daun willow.
"Perawatan tradisional adalah yang terbaik!" ujar seorang warga. Sementara warga lainnya meminum teh jahe dan membuka ventilasi di kamarnya.
Baca Juga: Bagaimana Pandemi COVID-19 Ubah Tatanan Politik Baru Dunia?
Sejauh ini, Korea Utara telah melaporkan 1.978.230 kasus dengan gejala demam dan 63 kematian.