Suara.com - Seiring waktu, tubuh wanita akan mengalami perubahan. Salah satu contohnya menopause, fase alami yang menandai berakhirnya siklus menstruasi.
Proses ini umumnya dimulai pada pertengahan 40-an hingga 50-an, yang ditandai dengan vagina kering, hot flasehs (sansasi rasa panas), perubahan kadar estrogen serta progesteron, hingga tidak adanya menstruasi selama sekitar 12 bulan.
Fase ini menyebabkan lebih dari perubahan hormonal dan fisik. Dalam beberapa kasus, fase menopause dapat meningkatkan risiko kanker, contohnya kanker rahim.
Kanker rahim merupakan jenis kanker paling umum yang terjadi ketika sel-sel sehat di dalam rahim mulai berubah dan tumbuh tidak terkendali, membentuk massa atau tumor.
Baca Juga: Peneliti Temukan Obesitas Tingkatkan Risiko Kanker Rahim pada Wanita, Kenali Apa Saja Gejalanya
Dilansir The Health Site, berikut beberapa gejala kanker rahim:
- Pendarahan vagina di antara siklus menstruasi sebelum menopause
- Pendarahan vagina atau bercak pasca-menopause
- Sakit perut bagian bawah atau kram di panggul
- Keputihan encer atau bening setelah menopause
- Pendarahan vagina yang sangat berat dan sering jika Anda berusia lebih dari 40 tahun
Wanita pascamenopause lebih mungkin mengembangkan kanker rahim dan ovarium.
Pendarahan rahim secara tidak normal merupakan tanda paling umum dari kanker rahim, yang terjadi pada 75 persen hingga 90 persen penderita.
Mungkin sulit untuk membedakan antara perdarahan tidak teratur dan periode menstruasi biasa, terutama selama transisi menopause.
Tetapi peluang risiko kanker sebelum dan sesudah menopause bisa dikurangi dengan menjalani gaya hidup sehat, dengan perubahan kecil namun signifikan.
Baca Juga: Peneliti Inggris: Wanita Obesitas Lebih Berisiko Idap Kanker Rahim hingga 2 Kali Lipat
Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter bisa mengalami gejala atau perubahan kondisi kesehatan.