Peneliti Duga Kasus Hepatitis Akut Ada Kaitannya Dengan Covid-19, Begini Penjelasannya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 18 Mei 2022 | 18:03 WIB
Peneliti Duga Kasus Hepatitis Akut Ada Kaitannya Dengan Covid-19, Begini Penjelasannya
Ilustrasi anak sakit - apakah hepatitis akut bisa sembuh total (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hepatitis misterius atau hepatitis akut hingga kini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Kini para peneliti, berhipotesis bahwa kemunculan hepatitsi misterius yang dilaporkan terjadi pada ratusan anak di seluruh dunia berkaitan dengan Covid-19.

Anak-anak dengan COVID-19 berada pada peningkatan risiko yang signifikan untuk disfungsi hati sesudahnya, menurut sebuah laporan yang diposting pada hari Sabtu di medRxiv sebelum peer review.

Tetapi sebagian besar anak dengan hepatitis akut – yang umumnya jarang terjadi pada kelompok usia tersebut – tidak melaporkan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya. Demikian seperti dilansir dari Interksyon. 

Sebaliknya, sebagian besar telah ditemukan terinfeksi adenovirus yang disebut 41F, yang tidak diketahui menyerang hati.

Baca Juga: Diduga Karena Hepatitis Akut Misterius, 5 Orang di DKI Jakarta Meninggal Dunia

Ilustrasi Hepatitis - Apa Itu Hepatitis? Kenali Jenis, Gejala dan Cara Mengobatinya (Pixabay)
Ilustrasi Hepatitis - Apa Itu Hepatitis? Kenali Jenis, Gejala dan Cara Mengobatinya (Pixabay)

Ada kemungkinan bahwa anak-anak yang terkena dampak, banyak di antaranya terlalu muda untuk divaksinasi, mungkin memiliki infeksi Covid-19 ringan atau tanpa gejala yang tidak diketahui, tim peneliti terpisah menyarankan di The Lancet Gastroenterology & Hepatology.

Jika itu benar, mereka berteori, maka partikel virus corona yang tertinggal di saluran pencernaan pada anak-anak ini dapat memicu sistem kekebalan untuk bereaksi berlebihan terhadap adenovirus-41F dengan sejumlah besar protein inflamasi yang pada akhirnya merusak hati.

“Kami menyarankan agar anak-anak dengan hepatitis akut diselidiki untuk persistensi SARS-CoV-2 dalam tinja” dan untuk sinyal lain bahwa kerusakan hati terjadi karena protein lonjakan virus corona adalah “superantigen” yang membuat sistem kekebalan terlalu peka, mereka berkata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI