Peneliti Prediksi Pandemi akan Bertahan hingga 2027, Ada 3 Kemungkinan Skenario

Selasa, 17 Mei 2022 | 16:06 WIB
Peneliti Prediksi Pandemi akan Bertahan hingga 2027, Ada 3 Kemungkinan Skenario
Ilustrasi Pandemi Covid-19 (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk menyatukan badan-badan ilmiah di seluruh dunia, International Science Council (ISC), telah menetapkan tia skenario yang dapat terjadi hingga tahun 2027 mendatang.

Laporan tersebut ditulis oleh panel yang terdiri dari 20 pakar kesehatan masyarakat, virologi, ekonomi, ilmu perilaku, hingga sosiologi.

Menurut panel, pandemi Covid-19 akan berlangsung setidaknya hingga lima tahun lagi, dan laporan mereka membantu mempersempit serta menggambarkan beberapa kemungkinan tindakan yang dapat diambil.

Dilansir Science Alert, berikut skenario yang disusun oleh panel:

Baca Juga: Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Bertambah Lagi

1. Skenario pertama

Jika persentase orang yang divaksinasi Covid-19 penuh meningkat dari sekitar 61 persen menjadi lebih dari 80 persen secara global, banyak nyawa yang dapat diselamatkan dan risiko munculnya varian baru dapat dikurangi.

Dalam skenario ini, virus corona tidak akan pernah hilang, tetapi penyebarannya akan menjadi mudah dikendalikan.

Pada akhirnya, kondisi ini juga bermanfaat dalam bidang lainnya, seperti kesehatan mental. ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan.

Ilustrasi pandemi Covid-19 (Pexels)
Ilustrasi pandemi Covid-19 (Pexels)

2. Skenario kedua

Baca Juga: Kim Jong Un Perintahkan Militer Stabilkan Pasokan Obat COVID-19

Tingkat vaksinasi di bawah 70 persen di seluruh dunia. Jika tidak meningkat, SARS-CoV-2 menjadi endemik dengan lonjakan musiman akan membanjiri rumah sakit di banyak negara dan membutuhkan vaksin yang diperbarui serta penggunaan obat-obatan antivirus.

Pada 2027, skenario yang paling mungkin adalah memburuknya penyakit pernapasna yang tidak setara secara global.

"Pelajaran utamanya, bagaimana pun, sangat jelas. Bahkan jika fase akut pandemi sedang berakhir di negara dengan tingkat vaksinasi tinggi, risikonya akan tetap tinggi sementara banyak di dunia tidka memiliki akses ke vaksin yang efektif," tulis laporan tersebut.

Selain itu, varian baru akan muncul, kewaspadaan serta pengembangan vaksin dan pengobatan berkelanjutan tetap penting.

Orang-orang yang rentan, seperti wanita, anak-anak dan orang yang usianya lebih tua akan paling berdampak.

Sementara itu, negara berpenghasilan rendah akan menghadapi runtuhnya sistem kesehatan di masa depan dan meningkatnya kerawanan pangan.

3. Skenario ketiga

Dalam skenario terburuk ini, kurang dari 60 persen populasi global akan divaksinasi Covid-19 penuh dan negara berpenghasilan rendah masih memiliki akses terbatas ke dosis awal vaksin dan obat antivirus.

"Akibatnya, Covid-19 sebagian besar tetap tidak terkendali, dengan kekambuhan parah di beberapa bagian dunia," tulis laporan itu.

Ada kemungkinan bahwa peningkatan perubahan iklim dan perusakan lingkungan hanya akan membuat pandemi di masa depan lebih mungkin terjadi dalam jangka panjang.

"Kita harus memperbarui upaya untuk membangun sistem multilateral yang mengatasi ketidaksetaraan sambil mempersiapkan kita untuk krisis berikutnya," sambungnya.

Mereka melanjutkan, "Apakah itu pandemi lain, perubahan iklim, atau konflik, kita memiliki kesempatan untuk belajar dari dua tahun terakhir."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI