Suara.com - Penelitian mengenai kepastian penyebab hepatitis akut misterius, apakah benar disebabkan oleh adenovirus atau Covid-19, akan selesai minggu ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yang terlibat dalam studi juga telah memperbarui laporannya pada 11 Mei.
Data CDC per 5 Mei 2022, tercatat bahwa dari 109 anak-anak dengan hepatitis akut misterius itu, lebih dari setengahnya telah dites positif adenovirus dengan lebih dari 90 persen dirawat di rumah sakit, 14 persen menjalani transplantasi hati, dan lima kematian masih dalam penyelidikan.
Studi tersebut dilakukan di 25 negara bagian AS.
Baca Juga: Kasus Hepatitis Akut Misterius Di Dunia Sudah Tembus 420 Kasus
Peneliti dari program hepatitis global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Philippa Easterbrook mengatakan, para ilmuwan akan fokus melihat pengujian serologis untuk paparan sebelumnya dan infeksi Covid-19.
Easterbrook mengatakan dalam seminggu ke depan, Inggris akan memiliki data pada studi kasus kontrol yang membandingkan apakah tingkat deteksi adenovirus pada anak-anak yang menderita hepatitis berbeda dari anak-anak lain yang dirawat di rumah sakit tanpa memiliki penyakit hati tersebut.
"Itu akan sangat membantu mempertajam apakah (adenovirus) hanya infeksi insidental yang telah terdeteksi atau ada hubungan kausal," kata Easterbrook.
Saat ini, hipotesis utama dari para ilmuwan tetap yang melibatkan adenovirus dengan juga masih mempertimbangkan peran Covid-19 sebagai koinfeksi atau infeksi masa lalu.
"Pertanyaan mendasar adalah apakah ada pola karakteristik patologi hati pada pasien ini. Pola seperti itu mungkin terlihat pada stadium lanjut ketika transplantasi hati dilakukan, atau lebih awal sebelum kerusakan hati parah dari proses yang tidak diketahui mungkin terjadi," kata profesor klinis kedokteran di Dartmouth Geisel School of Medicine Daniel Lucey.
Baca Juga: Selain Ruam, Ini 3 Gejala Meningitis yang Muncul Lebih Awal
Ia menambahkan, apabila pola patologi hati seperti itu telah ditemukan, maka itu dapat digunakan untuk membantu identifikasi etiologi hepatitis atau setidaknya berfungsi untuk memberikan kesimpulan sindrom klinis-patologis sesegera mungkin.
"Tak satu pun dari sampel hati di Inggris menunjukkan ciri khas yang mungkin Anda harapkan dengan peradangan hati karena adenovirus, tetapi kami sedang menunggu pemeriksaan biopsi lebih lanjut," tambah Easterbrook.
Sementara itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menegaskan bahwa hepatitis akut itu tidak ada bukti kaitan apa pun dengan vaksin Covid-19. Sebab, mayoritas kasus berusia di bawah 5 tahun yang belum diberikan vaksinasi covid.
"Pada 11 Mei 2022, CDC melaporkan total 449 kasus probable hepatitis akut di 27 negara termasuk dari Eropa, Amerika, Asia, dan Timur Tengah,"
Jumlah kasus tertinggi sejauh ini ada di Inggris (163), Amerika Serikat (109), Italia (35), Spanyol (22), Indonesia (18), Brasil (16), Israel (12), Swedia (9), Argentina (8), Jepang (7) dan Kanada (7).
Inggris telah melaporkan kasus terbanyak di dunia, tetapi sejauh ini tidak ada anak yang meninggal di negara itu, menurut pernyataan UKHSA.