4. Gunakan Kata ‘Ingin’ atau ‘Mau’
Minta anak mengganti kata-katanya saat menggerutu dengan mengatakan ‘ingin’ atau ‘mau’ hal yang lain. Sebagai contoh, saat ia tidak menyukai baju barunya, ia tak lantas kesal lalu mengambek.
Tetapi, menyampaikan pada orangtua bahwa ia menginginkan baju yang berbeda. Sebagai orangtua, jangan langsung merespon dengan memarahi. Karena ekspresi anak menunjukkan ia sudah bisa memilih dan memutuskan apa yang disuka dan tidak suka.

5. Beri Batas Waktu Menggerutu
Buatlah kesepakatan bersama dengan anak untuk membatasi waktunya untuk mengambek. Misalnya, dimulai dari sehari hanya boleh 3 kali, kemudian minggu depannya 2 kali, sampai akhirnya si anak tidak pernah melakukan hal yang sama lagi.
Cara lain, ketika ia mengambek, orangtua bisa sambil memberi waktu selama tiga menit untuknya menggerutu. Ketika waktu akan habis, katakan 1, 2, 3, stop!
6. Merespon Sambil Bercanda
Secara natural, anak-anak sangat suka bermain, sekalipun saat sedang mengambek. Jika orang tua merespon dengan bercanda, akan membuat anak merasa didengar dan dipedulikan.
Selain itu bisa sambil melakukan metode opposite. Saat ia malas sekolah, tantang anak mengucapkan “Aku suka pergi ke sekolah” sebanyak lima kali. Setelah itu, suasana hati anak bisa jadi lebih membaik dan mau pergi ke sekolah.
7. Berpikir Positif dan Bersyukur
Studi menunjukkan bahwa hormon stress cortisol akan berkurang 23 persen ketika fokus pada nikmat yang sudah diberikan.
Dengan begini, orangtua dapat mengajak anak menjadi lebih bersyukur atas apa yang ia terima dan selalu berusaha mencari sisi positif dari setiap hal. Terbukti, cara seperti ini bisa meningkatkan rasa bahagia.
Kesimpulannya, saat anak mengambek sebenarnya ada tiga hal yang dapat orangtua kembangkan. Pertama, apa yang dapat anak pelajari dari momen-momen tertentu.
Kedua, bagaimana ia bisa menyukai hal-hal yang awalnya tidak disukai. Dan ketiga, bagaimana ia memperoleh tanggung jawab untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.