Manusia memiliki tekanan darah normal sekitar 120/80 mmHg atau sedikit lebih rendah dari angka tersebut. Jika manusia memiliki angka tekanan darah yang melebihi angka tersebut, maka orang tersebut mengalami peningkatan tekanan darah atau dalam bahasa kedokteran disebut dengan hipertensi.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan manusia memiliki angka tekanan darah yang lebih tinggi dari tekanan darah normal, diantaranya:
- Keturunan, atau memiliki keluarga kandung dengan riwayat tekanan darah tinggi
- Usia lanjut
- Stres
- Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit ginjal, gangguan tidur, hingga apnea tidur
- Tidak rutin berolahraga
- Memiliki berat badan berlebih (obesitas)
- Gaya hidup yang kurang baik seperti kebiasaan merokok, hingga mengonsumsi alkohol
Tekanan darah tinggi ini bisa dihindari dengan menjalankan pola hidup yang sehat. Namun, jika hipertensi disebabkan karena suatu penyakit yang ada dalam tubuh, maka hipertensi tersebut perlu diobati.
Lalu, bagaimanakah cara untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi tersebut? Simak beberapa cara yang bisa dilakukan jika mengalami hipertensi.
Baca Juga: Pasien Hipertensi Wajib Hati-Hati Jika Ingin Minum Ibuprofen, Mengapa?
1. Menjaga keseimbangan berat badan atau mengurangi berat badan
Menjaga keseimbangan berat badan memang kerap menjadi permasalahan seseorang. Kelebihan berat badan bisa menyebabkan jantung akan bekerja lebih keras dan kemudian memicu adanya hipertensi. Oleh karenanya, mengurangi berat badan bisa menjadi salah satu alternatif dan menjadi cara yang efektif untuk bisa mengendalikan dan menurunkan tekanan darah seseorang.
2. Memperhatikan pola makan yang sehat
Hipertensi juga bisa diobati dengan mengonsumsi makanan yang sehat seperti biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, dan produk olahan susu rendah lemak. Para penderita hipertensi juga disarankan untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol untuk membantu menurunkan tekanan darah.
Makanan yang mengandung kalium seperti pisang, kentang, jeruk, wortel, anggur, dan bayam juga baik dikonsumsi untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Hal tersebut dikarenakan kalium merupakan salah satu nutrisi yang bisa menurunkan tekanan darah. Para penderita hipertensi ini bisa memakan asupan kalium sekitar 4500-4700 mg per harinya.
Baca Juga: Ibu Hamil Harus Tahu, Kondisi Silent Killer Ini Bisa Sebabkan Komplikasi Kehamilan
3. Mengurangi konsumsi garam
Garam mengandung sodium (natrium) yang jika dikonsumsi berlebihan bisa memicu adanya kenaikan tekanan darah pada tubuh. Oleh karenanya, para penderita hipertensi ini disarankan untuk mengurangi asupan garam atau menjalani diet rendah garam. Sebagai informasi, orang dewasa hanya dianjurkan untuk mengonsumsi sodium sebanyak 1500-2000 mg per harinya.
4. Rutin olahraga
Para penderita hipertensi bisa melakukan olahraga selama 30-60 menit, sebanyak 3-5 kali dalam seminggu untuk bisa mengurangi tekanan darah. Jika olahraga dilakukan secara konsisten dan rutin, maka bisa menurunkan tekanan darah sebanyak 5-8 mmHg.
Beberapa olahraga yang bisa dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu, jalan kaki, jogging, bersepeda, senam, dan berenang.
5. Mengurangi stres
Stres yang berlebihan dan berkepanjangan bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam tubuh. Maka dari itu, para penderita hipertensi bisa mengendalikan stres agar tekanan darah tinggi ikut turun.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi stres antara lain dengan melakukan relaksasi, meditasi, yoga, hingga melakukan kegiatan yang disukai.
6. Menjalani kebiasaan hidup sehat dengan berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi alkohol
Kebiasaan buruk merokok dan meminum alkohol menjadi salah satu penyebab tekanan darah dalam tubuh seseorang meningkat. Oleh karenanya, orang yang merokok sering dikatakan lebih berisiko untuk mengalami komplikasi hipertensi seperti penyakit jantung, hingga stroke.
7. Mengonsumsi obat-obatan
Apabila cara-cara di atas tidak berhasil menurunkan tekanan darah dalam tubuh, maka mengonsumsi obat-obatan antihipertensi bisa dilakukan. Namun, penggunaan obat-obatan ini tidak bisa dilakukan sembarangan, atau dengan kata lain harus sesuai dengan resep dan anjuran dari dokter.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa