Suara.com - Aneurisma adalah pembengkakan abnormal di bagian arteri yang memasok darah ke otak. Kondisi ini terjadi ketika arteri menjadi lemah dan mengembang.
Jika pembengkakan ini pecah, kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan internal yang serius atau stroke hemoragik. Salah satu gejala aneurisma adalah sakit kepala mendadak dan parah.
"Sakit kepala yang mendadak dan parah adalah gejala utama dari aneurisma," kata Mayo Clinic dikutip dari Express.
Sayangnya, aneurisma otak bisa berkembang tanpa menunjukkan gejala sebelum pecah. Sedangkan, sakit kepala parah dan mendadak itu gejala aneurisma yang sudah pecah.
Baca Juga: WHO Sebut Kasus Virus Corona Covid-19 Menurun secara Global, Kecuali Amerika dan Afrika!
"Sakit kepala akibat kondisi ini biasanya terasa sangat buruk. Selain sakit kepala parah, gejala umum dari kondisi adalah mual dan muntah," jelasnya.
Di samping sakit kepala, gejala umum aneurisma lainnya yang sudah pecah adalah rasa sakit parah di perut.
Sekitar 8 dari 10 orang yang mengalami ruptur meninggal sebelum sampai di rumah sakit atau tidak bisa bertahan setelah operasi.
Pada aneurisma yang tidak menunjukkan gejala, The Brain and Spine Neuroscience Institute mengatakan jenis aneurisma ini biasanya terdeteksi ketika pasien sedang diuji untuk kondisi lain.
"Mengobati aneurisma yang belum pecah bisa mencegah kondisi yang mengancam jiwa di masa depan," katanya.
Baca Juga: Gara-Gara Infeksi Virus Corona Covid-19, Bon Jovi Tak Bisa Nyanyi selama 2 Minggu
Anda juga perlu memahami bahwa kondisi setiap pasien itu berbeda. Dokter akan memberi tahu tentang cara terbaik memproses jika aneurisma tidak pecah terdeteksi.
Untungnya, kebanyakan orang mengembangkan aneurisma otak yang tidak pecah.
Karena kondisi ini jarang terjadi, dokter tidak melakukan skrining secara rutin dan sering ditemukan secara tidak sengaja.