Suara.com - Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), atau gangguan mental yang membuat seseorang sulit memusatkan perhatiannya serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, tidak hanya memengaruhi anak-anak.
Pakar kesehatan telah mengenali bahwa ADHD juga dapat dialami orang dewasa dan kondisi ini sangat memengaruhi kehidupan mereka.
Dilansir The Conversation, saat ini stategi utama untuk mengelola ADHD pada orang dewasa adalah dengan obat-obatan dan jenis terapi yang disebut terapi perilaku kognitif untuk ADHD dewasa.
"Bukti saat ini menunjukkan bahwa obat-obatan lebih efektif dalam mengurangi gejala ADHD pada orang dewasa daripada terapi," kata psikolog dan konsultan klinis Laura E Knouse dari Universitas Richmond, AS.
Baca Juga: Awas, Kurang Paparan Lingkungan Hijau Tingkatkan Risiko ADHD pada Anak
Tetapi basis penelitian untuk terapi ADHD terus berkembang.
Karena pengobatan dan terapi bekerja dengan cara yang berbeda, keduanya dianggap saling melengkapi dalam mengelola ADHD dewasa.
Mengenal pengobatan dan terapi ADHD dewasa
1. Pilihan obat
Ada dua pilihan obat untuk pengidap ADHD, yakni stimulan dan nonstimulan.
Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini Beda Anak Aktif, Hiperaktif, dan ADHD
Obat stimulan untuk ADHD bekerja dengan meningkatkan ketersediaan bahan kimia otak dopamin dan norepinefrin yang berkaitan dengan perhatian dan pengaturan diri.
Bila diminum sesuai resep, obat stimulan relatif aman dan tidak menyebabkan kecanduan. Ada dua jenis obat stimulan, yakni methylphenidate dan lisdexamphetamine.
Sementara obat nonstimulan untuk ADHD dewasa termasuk atomoxetine (meningkatkan neurotransmitter norepinefrin) dan bupriopion (antidpresan untuk meningkatkan dopamin dan norepinefrin).
Tetapi, obat bukanlah pilihan yang tepat untuk semua orang. Sebab, beberapa orang dapat mengalami efek smaping yang tidak menyenangkan atau obat tidak efektif.
2. Terapi
Bila obat mengobati ADHD 'dari dalam ke luar', terapi bekerja 'dari luar ke dalam'.
Pengidap akan mempelajari keterampilan dan struktur lingkungan untuk mengurangi dampak negatif ADHD pada kehidupan mereka.
Dalam terapi perilaku kognitif, terapis akan membuat pengidap untuk memahami interaksi antara pikiran, perasaan, dan tindakan mereka, serta mempelajari keterampilan untuk mengatasi masalah dan memenuhi tujuan penting.
"Meski tampaknya menjadi pilihan yang menjanjikan untuk pengobatan ADHD, sayangnya masih sulit menemukan terapis," tandas Knouse.