DKI Jakarta Laporkan Kasus Hepatitis Akut Terbanyak di Indonesia, Kemenkes: Paling Baik Deteksinya

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 14 Mei 2022 | 06:50 WIB
DKI Jakarta Laporkan Kasus Hepatitis Akut Terbanyak di Indonesia, Kemenkes: Paling Baik Deteksinya
Ilustrasi hepatitis akut (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan dari kasus hepatitis akut yang ditemukan di Indonesia, terbanyak berasal dari Provinsi DKI Jakarta. Apa yang menyebabkan hal ini?

“Daerah yang paling banyak dilaporkan itu adalah DKI Jakarta, itu mungkin karena DKI Jakarta yang paling baik deteksinya. Jadi kalau kita lihat, dia yang paling banyak (penemuan kasus hepatitis akutnya),” kata Nadia dalam Webinar "Jaga Anak dari Hepatitis Akut" yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Nadia menuturkan Indonesia saat ini memiliki 18 suspek hepatitis akut. Dengan rincian, sembilan kasus masuk kriteria “pending” berdasarkan klasifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah hampir selesai diperiksa, tujuh suspek lainnya dipastikan tidak menderita hepatitis akut dan dua suspek lainnya sedang dalam proses pemeriksaan.

Dari 18 suspek yang terkena hepatitis akut itu, dua pertiganya berasal dari DKI Jakarta, kemudian sisanya berasal dari Sumatera Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung dan Kalimantan Timur. Semua suspek tersebut juga diketahui tidak menderita varian hepatitis A, B, C ataupun D.

Baca Juga: Cegah Penularan Hepatitis Akut Lewat Pola Hidup Sehat, Ini Pesan Kemenkes

Kemudian dari tujuh kematian yang dilaporkan, dua di antaranya bukan ditetapkan sebagai hepatitis akut.

Nadia menambahkan, baik penyebab utama maupun perkembangan dari hepatitis akut masih harus terus dipelajari. Apalagi WHO sendiri mengategorikan penyakit tersebut sebagai probable karena belum diketahui jenis virus yang menjadi penyebab penyakit misterius itu.

“Ada juga dugaan hepatitis virus atau Adenovirus yang bermutasi seperti itu, sehingga kita hanya mengetahui kemungkinan besar selama ini, hepatitis banyak menular melalui fecal-oral, fecal-oral melalui makanan,” ujar Nadia.

Dengan demikian, Nadia mengimbau setiap orang untuk mencegah terkena penyakit itu melalui penerapan protokol kesehatan dan menjunjung gaya hidup bersih, seperti rajin mencuci tangan, memakan makanan yang matang, meminum air yang bersih.

Setiap orang juga harus menggunakan masker karena penularan diduga dapat terjadi melalui udara atau droplets. Sebab, data dari Inggris menemukan 92 persen Adenovirus pada anak-anak yang menderita hepatitis akut dan menimbulkan keluhan pada saluran pernafasan maupun saluran cerna.

Baca Juga: 4 Klasifikasi WHO Untuk Hepatitis Akut Misterius, Ada Kategori Untuk Kasus Dewasa

Pada orang tua, dirinya meminta agar segera membawa anak-anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melengkapi imunisasi dengan vaksinasi hepatitis B sebagai bentuk antisipasi yang dapat memberikan proteksi kepada anak.

Setiap keluarga juga harus melakukan proteksi lebih ketat, terutama bagi anak yang berusia di bawah satu tahun dan belum dapat mengikuti vaksinasi hepatitis atau vaksinasi COVID-19.

Orang tua juga diharapkan dapat melakukan deteksi dini bila anak terlihat terkena gejala dari hepatitis akut, yakni anak terkena diare, mengalami sakit perut, mata berwarna kuning, air kencing menjadi cokelat dan feses berwarna pucat.

“Kantin yang akan dibuka di sekolah juga harus memastikan kalau makanan yang dikelola betul- betul bersih dan menggunakan sarung tangan untuk yang menjual makanan. Pastikan makanan itu adalah makanan yang memang dibuatnya dengan air bersih,” ucap Nadia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI