Presiden China Xi Jinping Derita Aneurisma Otak, Kenali Tanda-tandanya

Jum'at, 13 Mei 2022 | 08:55 WIB
Presiden China Xi Jinping Derita Aneurisma Otak, Kenali Tanda-tandanya
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Jumat (4/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS/AWW/djo (via REUTERS/SPUTNIK)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden China, Xi Jinping menderta aneurisma otak dan harus dirawat di rumah sakit sejak akhir tahun 2021 lalu.

Menurut laporan kantor berita ANI, dikutip dari Times of India, Xi Jinping lebih senang dirawat menggunakan obat-obatan tradisional Tiongkok daripada menjalani operasi yang mengencerkan pembuluh darah dan mengecilkan aneurisme.

Kabar mengenai kondisi kesehatannya ini sudah muncul ketika Xi Jinping tidak menghadiri pertemuan dengan para pemimpin asing sejak merebaknya virus corona Covid-19 hingga tiba Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Pidatonya di depan publik pada Oktober 2020 lalu juga memperlihatkan kemampuan bicara yang melambat, batuk-batuk, dan penampilannya yang berbeda. Sejak itu, publik sudah berspekulasi kondisi kesehatannya tidak baik.

Baca Juga: WHO Sebut Kasus Virus Corona Covid-19 Menurun secara Global, Kecuali Amerika dan Afrika!

Laporan resmi mengenai kondisi kesehatan Presiden China, Xi Jinping ini muncul ketika ekonomi China sedang mengalami banyak tekanan. Sebagian besar disebabkan oleh konflik antara Rusia dan Ukraina, serta kebijakan terkait pandemi Covid-19.

Presiden China Xi Jinping (kanan) bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte. ANTARA/REUTERS/Etienne Oliveau/aa.
Presiden China Xi Jinping (kanan) bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte. ANTARA/REUTERS/Etienne Oliveau/aa.

Aneurisme otak yang diderita Xi Jinping ini juga dikenal sebagai aneurisma serebral, yakni suatu kondisi ketika tonjolan terbentuk d salah satu pembuluh darah otak.

Tonjolan ini muncul di tempat terlemah dari pembuluh darah otak ketika mengembang, pecah dan berdarah di otak, yang menyebabkan perdarahan subarachnoid dan bisa mengakibatkan stroke hemoragik.

Biasanya, tubuh tidak akan menunjukkan gejala aneurisma otak sampai pecah. Sebagian besar aneurisma otak tidak memiliki gejala dan berukuran kecil.

Tapi, aneurisme yang lebih kecil mungkin memiliki risiko pecah yang lebih rendah. Pecahnya aneurisma mungkin disebabkan oleh kebocoran darah dalam jumlah kecil.

Baca Juga: Ibu Hamil Berisiko Alami Gangguan Irama Jantung Aritmia, Lakukan Ini Agar Janin Aman!

Gejala umum kondisi ini pun berupa sakit kepala, sakit mata, perubahan penglihatan dan gerakan mata berkurang.

Karena itu, seseorang mungkin akan mengalami sakit kepala yang parah, kekakuan pada leher, mual, muntah, kantuk, sakit mata, kehilangan kesadaran, setelah pecahnya aneurisma.

Tekanan darah tinggi, kehilangan keseimbangan, kepekaan terhadap cahaya, nyeri kaki, nyeri pada punggung, keterbatasan fungsi pada hidung dan lidah juga termasuk gejalanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI