Suara.com - Update Covid-19 global per Jumat (13/5/2022) pagi tercatat penambahan kasus positif sebanyak 580.059 dan kematian sebanyak 1.836 jiwa dalam sehari.
Sementara jumlah orang yang sembuh dari infeksi virus corona SARS Cov-2 itu bertambah 504.346 di seluruh dunia.
Data akumulasi dikutip dari worldometers, total kasus Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 519,6 juta dengan kematian lebih dari 6,28 juta jiwa.
Sementara kasus yang berhasil sembuh sebanyak 474,36 juta. Hingga saat ini tercatat 38,96 juta orang yang masih positif Covid-19 di seluruh dunia.
Baca Juga: Kamis 12 Mei 2022, Positif Covid-19 Indonesia Tambah 335 Orang, 14 Jiwa Meninggal Dunia
Satu orang yang dikonfirmasi positif Covid-19 di Korea Utara dilaporkan meninggal dunia. Selain itu, ratusan ribu orang juga menunjukkan gejala demam, kata laporan media pemerintah Korea Utara pada Jumat (13 Mei).
Kondisi itu menunjukkan adanya tanda wabah pertama Covid-19 yang dikonfirmasi di Korea Utara sejak pandemi terjadi.
Sekitar 187.800 orang saat ini menjalani isolasi karena demam yang tidak diketahui asalnya, yang telah menyebar ke seluruh negeri sejak akhir April, lapor kantor berita resmi KCNA.
Sekitar 350.000 orang menunjukkan tanda-tanda demam, termasuk 18.000 yang baru melaporkan gejala serupa pada Selasa (10 Mei). Sekitar 162.200 di antaranya telah dirawat hingga saat ini, tetapi KCNA idak menyebutkan berapa banyak yang dinyatakan positif Covid-19.
Setidaknya, enam orang dipastikan meninggal dunia setelah alami gejala demam. Salah satunya dikonfirmasi telah tertular varian virus Omicron, kata KCNA.
Baca Juga: Sudah 2 Tahun Pandemi, Korut Umumkan Wabah Pertama Covid-19, Perintahkan Lockdown Total!
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pusat komando anti-virus pada Selasa (10 Mei) lalu untuk memeriksa situasi dan tanggapan setelah menyatakan kondisi darurat negara yang paling parah dan memerintahkan penguncian nasional mulai Kamis (12 Mei).
"Dia (Kim Jong Un) mengkritik bahwa penyebaran demam secara simultan dengan wilayah ibu kota sebagai pusat menunjukkan bahwa ada titik rentan dalam sistem pencegahan epidemi yang telah kita buat," kata KCNA.
Kim memilih secara aktif mengisolasi dan merawat orang yang mengalami demam sebagai prioritas utama, sambil menyerukan untuk merancang metode dan taktik perawatan ilmiah dalam waktu singkat dan memperkuat langkah-langkah untuk memasok obat-obatan.
Penyebaran virus corona yang cepat disorot berpotensi menyebabkan krisis besar karena Korea Utara kekurangan sumber daya medis, tetapi juga menolak bantuan internasional terhadap vaksinasi dan menutup perbatasannya.
Para pakar memperkirakan wabah itu dapat mengancam situasi pangan yang sudah sulit di negara yang terisolasi itu, karena penguncian akan menghambat upaya dalam melawan kekeringan dan mobilisasi tenaga kerja.