Ada 3 Tanda Besar Hubungan Toksik, yang Sangat Jauh Berbeda dengan Hubungan Kasar

Rabu, 11 Mei 2022 | 20:52 WIB
Ada 3 Tanda Besar Hubungan Toksik, yang Sangat Jauh Berbeda dengan Hubungan Kasar
Ilustrasi hubungan toksik (Pexels.com/MART PRODUCTION)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istilah 'hubungan toksik' dan 'hubungan kasar' sering digunakan secara bergantian untuk menggambarkan hubungan tidak sehat, tetapi para ahli mengatakan bahwa ada perbedaan penting antara keduanya.

"Masing-masing pasangan dapat menunjukkan perilaku toksik dalam hubungan, tetapi hanya satu pasangan yang bisa kasar karena membutuhkan dinamika kekuatan," kata terapis hubungan Lori Beth Bisbey, dilansir Insider.

Jadi, dalam hubungan yang kasar, ada satu orang yang akan melakukan kekerasan dan mengambil kendali.

Berikut tanda hubungan toksik:

Baca Juga: Hukum Islam Istri Tolak Ajakan Suami Hubungan Intim

1. Menggunakan silent treatment ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan

Silent treatment, atau perlakukan diam di mana satu pasangan menolak untuk berbicara atau mengakui jika mereka tidak mendapat apa yang diinginkan.

Ini adalah perilaku toksik umum yang sering Bisbey lihat pada pasiennya.

Perilaku silent treatment biasanya bertujuan untuk memanipulasi pasangan.

Ilustrasi hubungan toksik (pexels)
Ilustrasi hubungan toksik (pexels)

2. Pasangan membuat lelucon meremehkan

Baca Juga: Kisah Sepasang Kekasih Jalani Hubungan 7,5 Tahun Beda Agama, Wanita Mualaf

"Jika Anda atau pasangan sering menggunakan humor sarkastik, itu bisa menjadi tanda Anda berada dalam dinamika yang toksik," sambung Bisbey.

Sebab, 'lelucon' sebenarnya adalah cara terselubung untuk meremehkan atau merendahkan pasangan, bahkan ketika orang yang melakukan tidak menyadarinya.

3. Ketidaksepakatan sering berubah menjadi perdebatan sengit

"Jika mendapati ada pasangan yang sulit menyelesaikan perselisihan dan sering terlibat dalam pertengkaran intens, itu bisa berarti mereka berada dalam hubungan toksik," imbuh Bisbey.

Ini dapat terjadi jika salah satu atau kedua pasangan tumbuh dengan keterampilan resolusi konflik yang tidak sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI