Suara.com - Momen Hari Raya Idulfitri 2022 memberikan data terbaru terkait mobilitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, perbaikan situasi pandemi membuat masyarakat kini lebih banyak keluar rumah, termasuk melaksanakan mudik.
“Mobilitas masyarakat tercatat keluar rumah meningkat hingga 48,1 persen dibandingkan baseline. Selanjutnya, indeks belanja mandiri meningkat hingga 31 persen lebih tinggi dibandingkan puncak Lebaran tahun 2021 yang lalu,” ujarnya dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Luhut menyampaikan, perbaikan situasi pandemi juga meningkatkan kinerja perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi pada Q1 tahun 2022 terhitung baik, apalagi dampak varian Omicron di Indonesia tidak separah negara-negara lain di dunia.
Menko Marves mengatakan bahwa seiring dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19, pemerintah akan terus melakukan langkah-langkah relaksasi PPKM secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut.
“Relaksasi aturan PPKM akan terus dipermudah dan dilonggarkan namun akan tetap terus mengikuti standar protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut, pemerintah juga akan terus memantau pergerakan kasus dalam beberapa minggu ke depan untuk mengurangi risiko penyebaran virus korona seusai libur Lebaran.
“Pemerintah akan memantau pergerakan kasus dalam satu dan dua minggu ke depan dengan memperkuat testing dan tracing. Kami juga mengimbau untuk mengoptimalkan work from home selama beberapa waktu ke depan untuk mengurangi risiko penyebaran virus ini,” ucapnya.
Di kesempatan yang sama, ia juga meminta masyarakat untuk terus menjaga keberhasilan penanganan pandemi Covid-19.
Pemerintah akan terus menjaga momentum baik ini dan berharap agar keterlibatan peran dan kesadaran masyarakat terus dilakukan sehingga dapat segera keluar dari badai pandemi.
Menko Marves mengatakan bahwa secara khusus perkembangan pandemi di wilayah Jawa-Bali terus menunjukkan tren penurunan yang sangat signifikan dalam semua aspek, seperti kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit, hingga angka kematian.
“Seluruh provinsi di Jawa dan Bali hingga hari ini mengalami penurunan kasus mencapai 99 persen dibandingkan puncak kasus Omicron beberapa waktu yang lalu,” terangnya.