Suara.com - Penelitian lebih lanjut mengenai Long Covid-19 sangat diperlukan untuk menemukan perawatan medis yang paling efektif.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperingatkan bahwa Long Covid-19 ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi.
Salah satu kondisi yang paling umum dialami orang dengan Long Covid-19 adalah malaise pasca-aktivitas
Malaise pasca-aktivitas adalah gejala Long Covid-19, yang berupa kelelahan setelah melakukan upaya fisik atau mental.
Baca Juga: Benarkah Kunyit Bisa Bantu Lawan dan Cegah Kanker Usus? Ini Kata Ahli!
Namun dilansir dari Express, terjadinya Long Covid-19 ini juga sangat tidak terdua. Long Covid-19 tidak dipicu oleh seberapa parah kondisi Anda ketika terinfeksi virus corona.
Orang dengan gejala infeksi virus corona Covid-19 ringan pun tetap bisa mengalami Long Covid-19.
Gejala Long Covid-19 sendiri berupa kesulitan bernapas, sesak napas, batuk berkepanjangan dan nyeri dada hingga jantung berdebar.
Selain itu, sakit kepala, masalah tidur, pening, perubahan bau atau rasa dan kecemasan juga termasuk gejala Long Covid-19.
Bahkan, masalah pencernaan, seperti sakit perut dan diare juga bisa menjadi tanda Long Covid-19. Pada beberapa kasus, Long Covid-19 mungkin juga mengalami perubahan siklus menstruasi dan nyeri sendi.
Baca Juga: Ibu Kiki Farrel Idap Kanker Usus Sejak 2017, Ini Makanan yang Baik Dikonsumsi dan Dihindari!
Sebagian besar kasus Long Covid-19 menyerang orang usia 35 hingga 49 tahun. Sumber daya NHS Covid Recovery menambahkan bahwa beberapa orang mengalami gangguan kognitif setelah infeksi virus corona Covid-19.
Gejala itu bisa digambarkan sebagai kabut otak yang menyebabkan konsentrasi dan masalah memori.
Pada orang tua, mereka mungkin akan mengalami delirium, yakni kebingungan dan kurangnya kesadaran akan lingkungan.
Jika Long Covid-19 ini sudah memberikan efek buruk pada kehidupan sehari-hari, ada baiknya Anda konsultasi dengan dokter.