Suara.com - Baru-baru ini, penyanyi Bon Jovi menceritakan pengalamannya terinfeksi virus corona Covid-19 dan efeknya pada kehidupannya. Ia mengenang momennya terinfeksi virus corona Covid-19 yang membuatnya rapuh.
Meskipun Bon Jovi sudah mendapatkan antibodi monoklonal dan vaksin Covid-19 ganda, ia tetap merasakan efek yang cukup buruk ketika terinfeksi virus corona Covid-19.
"Sekarang saya menyadari bawa virus corona Covid-19 ini sangat mempengaruhi kehidupan, tanpa memandang Anda masih muda atau sudah tua," kata Bon Jovi dikutip dari Express.
Infeksi virus corona membuatnya harus menunda peluncuran karyanya. Beruntungnya, Bon Jovi segera membaik dari infeksi virus corona Covid-19 tanpa gejala parah.
Baca Juga: Penelitian AS: Virus Corona Covid-19 Perburuk Kondisi Asma pada Anak-Anak
Meski tanpa gejala parah, Bon Jovi mengakui virus corona Covid-19 cukup mempengaruhi proses latihannya, sehingga ia harus menunda kegiatannya.
"Virus corona Covid-19 ini membuat saya tidak bisa bernyanyi setidaknya selama 2 minggu, itu hal terbesar dalam kehidupanku. Untungnya, saya bisa melewatinya," katanya.
Sejak awal pandemi, para ilmuwan telah mencoba mencari tahu mengapa beberapa orang mengalami gejala virus corona Covid-19 yang parah dan lainnya tidak.
Sebuah studi yang diterbitkan di Science Immunology menunjukkan bagaimana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap virus itu sendiri yang menentukan risiko gejala parah.
Para peneliti Imperial College London menemukan peningkatan kadar sitokin inflamasi dalam kasus virus corona Covid-19 yang parah, terutama Interleukin 6 dan faktor perangsang koloni granulosit makrofag.
Baca Juga: Varian Virus Corona Baru Kebal Antibodi, Ahli Peringatkan Risiko Gelombang Pandemi Berkelanjutan
Selama seseorang terinfeksi, sitokin dapat membantu menjebak bakteri dan virus berbahaya di dalam tubuh dan bekerja untuk menyembuhkan tubuh.
Tapi, pelepasan protein yang tidak terkendali dapat memicu badai sitokin, di mana terlalu banyak peradangan mulai mempengaruhi sel dan organ.