Amber Heard Didiagnosis Idap Gangguan Kepribadian Histrionik, yang Dianggap Seksis Oleh Sebagian Psikolog

Minggu, 08 Mei 2022 | 19:36 WIB
Amber Heard Didiagnosis Idap Gangguan Kepribadian Histrionik, yang Dianggap Seksis Oleh Sebagian Psikolog
Amber Heard [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Psikolog klinis dan forensik Shannon Curry mendiagnosis mantan istri Johnny Depp, Amber Heard, dengan ganggaun kepribadian histrionik sekaligus ambang.

Diagnosis tersebut diberikannya ketika menjadi saksi dalam persidangan atas kasus pencemaran nama baik di Fairfax, Virginia, pekan lalu.

Namun, meski gangguan kepribadian histrionik terdaftar dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Kejiwaan (DSM) yang dibuat Asosiasi Psikiatri Amerika, beberapa pakar menganggap gangguan tersebut sudah ketinggalan zaman, seksis, dan menstigmatisasi.

Dilansir Insider, gangguan kepribadian histrionik merupakan 'sepupu' dari gangguan kepribadian narsistik serta antisosial. Biasanya ditandai dengan perilaku dramatis, bersemangat, tidak menentu, atau mudah berubah.

Baca Juga: Sering Stres? Lakukan 4 Tips ini agar Kesehatan Mental Terjaga

Secara umum gangguan kepribadian histrionik menggambarkan emosi yang berlebihan dan perilaku mencari perhatian.

Amber Heard menangis menceritakan kekerasan seksual yang dilakukan Johnny Depp terhadap dirinya. [ANTARA/REUTERS/POOL]
Amber Heard menangis menceritakan kekerasan seksual yang dilakukan Johnny Depp terhadap dirinya. [ANTARA/REUTERS/POOL]

Pengidap yang didiagnosis setidaknya memiliki lima kriteria berikut:

  • Tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian
  • Perilaku menggoda atau provokatif
  • Menggunakan penampilan untuk menarik perhatian
  • Ucapan yang impresionis dan tidak jelas
  • Emosi yang dramatis atau berlebihan

Karakter tersebut seolah sudah 'mendarah daging' sampai memengaruhi fungsi sehari-hari pengidapnya.

"Biasanya pasien berpakaian flamboyan, sangat menarik, dan terkadang menghibur. Cerita mereka biasanya sangat menarik dan diceritakan dengan nada yang sangat emosional," kata ketua Departemen Psikiatri dan Ilmu Saraf Perilaku di Saint Louis University School of Medicine, Erick Messias.

Messias mengatakan pengidap cenderung mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka menjadi pusat perhatian, seperti akting dan mengajar.

Baca Juga: Terlihat Wajar, 5 Hal Ini Justru Bikin Lelah Mental

Sekitar 2 hingga 3% populasi di dunia memiliki gangguan kepribadian histrionik dan empat kali lebih sering terjadi pada wanita.

Diagnosis ini dikritik karena berakar pada istilah histeria, yang secara historis digunakan untuk menyalahkan emosi, gejala, dan perilaku wanita sejak dari rahim.

"Sebutannya sangat anti-wanita dan antifeminis," kata psikolog klinis yang khusus menangani masalah narsistik, Ramani Durvasula.

Menurutnya, DSM akan segera menghilangkan gangguan kepribadian tersebut.

Kepribadian histrionik juga dinilai sebagai versi ringan dari narsisme, hanya saja bukan dalam hal manipulasi jahat tetapi
lebih ke hal mencari perhatian dengann cara menggoda dan emosi dramatis.

Terus melabeli wanita dengan HPD dan pria dengan psikopati dapat melanggengkan gagasan seksis bahwa perempuan (bertindak) 'gila' dan laki-laki (berperilaku) 'buruk'.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI