Suara.com - Air jadi salah satu komponen penyusun paling banyak di dalam tubuh manusia. Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Rahma Evasari, Sp.DV., mengatakan, sekitar 80 persen tubuh manusia berisi air.
Oleh sebab itu, apabila tubuh kekurangan cairan hingga terjadi dehidrasi, bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Kulit menjadi organ pertama yang akan terkena dampaknya dengan ciri terlihat kusam dan kering.
Tetapi, apabila berkepanjangan dampak dehidrasi bisa menyebar ke berbagai organ lain.
"Jadi dampak buruknya tidak hanya terjadi di kulit, seperti darahnya mengental, jadi agak lemot juga," kata dokter Rahma ditemui wartawan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Saat tubuh dehidrasi, asupan cairan yang terbatas hanya akan disuplai ke organ yang paling dianggap penting. Yakni, jantung dan fungsi otak. Itu sebabnya, kulit jadj lebih kering juga muncul gangguan kesehatan seperti diare dan lemas saat tubuh kekurangan cairan.
"Jadi enggak bisa ngapa-ngapain, efek buruknya bisa sampai enggak bisa berfungsi dengan baik. Masalah dehidrasi yang fatal bisa sampai ke kematian," ucapnya.
Gejala dehidrasi yang paling mudah terlihat yakni dari warna urin. Dokter Rahma menyampaikan, apabila warna urin sudah mulai kuning kecokelatan artinya tubuh mulai kekurangan cairan atau tahap awal dehidrasi.
Selain itu, intensitas buang air kecil setiap beberapa jam juga bisa untuk mendeteksi kemungkinan adanya dehidrasi.
"Kalau dalam 3 jam kita belum pipis berarti kita kurang minum. Di luar puasa seharusnya 3 jam harus pipis karena badan kita konstan butuh air. Untuk regulasi darah pengantaran segala macam zat di dalam tubuh, metabolisme itu butuh air," pungkasnya.