Peneliti: Pengobatan Kontraktur Dupuytren Menggunakan Obat Rheumatoid Arthritis Membuahkan Hasil

Jum'at, 06 Mei 2022 | 17:38 WIB
Peneliti: Pengobatan Kontraktur Dupuytren Menggunakan Obat Rheumatoid Arthritis Membuahkan Hasil
Ilustrasi kontraktur Dupuytren (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti di Oxford dan Edinburgh, Inggris, sedang menguji obat suntik adalimumab (biasanya untuk rheumatoid arthritis) terhadap penyakit Kontraktur Dupuytren.

Kontraktur Dupuytren merupakan kelainan bentuk jari, di mana jari (umumnya di jari manis dan kelingking) seolah ke dalam. Kondisi ini termasuk gangguan inflamasi lokal yang tumbuh ketika sel-sel kekebalan di tangan mendorong produksi jaringan parut fibrotik.

Jaringan akan menciptakan benjolan di telapak tangan. Terkadang penyakit berhenti, tetapi bis juga membentuk tali kuat hingga jari benar-benar menekuk ke dalam.

Namun, dalam uji klinis ini, para peneliti melihat nampaknya obat rheumatoid arthritis dapat memperbaiki kondisi kontraktur Dupuytren jika digunakan sejak dini.

Baca Juga: Ledakan Petasan di Madura Akibatkan Jari Pemuda Putus

Kontraktur Dupuytren (BMJ Journals)
Kontraktur Dupuytren (BMJ Journals)

"Ini adalah obat yang sangat aman dan penting bagi pasien untuk dapat mengakses pengobatan jika itu mungkin efektif," kata ahli bedah Jagdeep Nanchahal dari Institut Rheumatologi Kennedy di Oxford.

Karenanya, peneliti mengatakan obat tersebuut bisa menjadi 'pengubah keadaan'.

Dilansir The Guardian, kontraktur Dupuytren sebagian besar bersifat genetik dan lebih sering terjadi pada orang dengan keturunan Eropa utara.

Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang dicurigai, seperti penggunaan alkohol dan tembakau, diabetes, usia, dan jenis kelamin.

Pria 8 kali lebih mungkin mengalami kontraktur Dupuytren daripada wanita. Di negara-negara barat, prevalensi meningkat sekitar 12% menjadi 29% di antara kelompok usia 55 hingga 75 tahun.

Baca Juga: Tendangan Voli Berkelas Angelino yang Bikin Rangers Gigit Jari di Semifinal Liga Europa

"Masalah bagi pasien dengan jari terteuk adalah mengganggu kehidupan sehari-hari seperti mengemudi," sambung Nanchahal.

Kurangnya pengobatan yang efektif pada tahap awal membuat pasien harus menunggu sampai jari mereka tertekuk untuk memenuhi syarat operasi.

Meskipun jaringan dapat dipotong, ada risiko kerusakan saraf dan tendon. Penyakit ini juga kambuh pada sekitar seperlima pasien dalam waktu lima tahun.

Pilihan lainnya adalah melubangi telapak tangan menggunakan jarum dan memotong jaringan yang 'menarik'. Namun, jaringan ini biasanya tumbuh kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI