Sebaliknya, tes keperawanan justru dapat menyebabkan rasa sakit, malu, dan traumatik kepada perempuan.
"Jadi, sudah seharusnya tes keperawanan ini ditinggalkan karena tidak terbukti bermanfaat secara medis, serta tidak etis, juga meninggalkan dampak buruk bagi fisik, mental, dan sosial bagi orang yang mengalaminya," imbuh dr. Farhan.
Sebagai informasi, bulan lalu, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayjen TNI Budiman mengatakan bahwa tes keperawanan bagi calon prajurit wanita TNI dinyatakan tidak efektif atau dihapus.
Sebab, menurut Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, tes keperawanan tidak memengaruhi calon ketika menjalani pendidikan, latihan, bahkan penugasan sebagai wanita TNI.