Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa pandemi Covid-19 telah merenggut hampir 15 juta nyawa di seluruh dunia.
Angka tersebut didasarkan pada konsep kematian berlebih, jumlah kematian yang terjadi di luar perkiraan tanpa adanya pandemi dan mencakup orang yang meninggal karena Covid-19 maupun tidak.
WHO mencatat bahwa dari 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2021 ada 13,3 juta sampai 16,6 juta kematian berlebih, dengan sebagian besar (84%) terjadi Asia Tenggara, Eropa dan Amerika.
Badan kesehatan PBB tersebut juga menemukan bahwa 53% dari kelebihan kematian terjadi di negara berpenghasilan sangat rendah hingga menengah, 15% di negara berpenghasilan tinggi, serta 4% di negara berpenghasilan rendah.
Baca Juga: Ada Secercah Kabar Baik dari Mantan Direktur WHO Soal Hepatitis Misterius, Apa Itu?
Jenis kelamin dan usia juga penting, dengan 57% kematian terjadi di antara laki-laki, lapor The Guardian.
"Data serius ini tidak hanya menunjukkan dampak pandemi, tetapi juga kebutuhan semua negara untuk berinvestasi dalam sistem kesehatan yang lebih tangguh," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Sementara itu, WHO memperkirakan Covid-19 telah menyebabkan 5,42 juta kematian. Sementara data dari Universitas Johns Hopkins menyebut jumlahnya lebih dari 6 juta.
Angka dari WHO tersebut didasarkan pada data kematian yang dilaporkan oleh tiap negara serta pemodelan statistik.
Namun, di beberapa negara, termasuk India, telah memperdebatkan metodologi WHO untuk menghitung kematian akibat Covid-19, menolak gagasan bahwa ada lebih banyak kematian daripada yang dihitung secara resmi.
Baca Juga: WHO Peringatkan Epidemi Obsitas di Eropa, Berkaitan Dengan Jutaan Kematian
Tetapi ahli epidemoplogi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, John Edmunds, mengatakan melihat kematian berlebih memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang dampak pandemi pada kematian secara keseluruhan daripada kematian akibat Covid-19 saja.
“Sayangnya, angka sekitar 15 juta kematian secara global selama dua tahun pertama pandemi kemungkinan akan jauh lebih akurat daripada 6 juta atau lebih kematian terkonfirmasi yang telah dicatat,” tandasnya.