Suara.com - Cedera vokal sering terjadi di kalangan penyanyi. Namun, terkadang mereka menutupinya karena bisa menimbulkan stigma buruk. Alasan lainnya adalah karena itu pekerjaan utama mereka.
Hal ini terbukti dalam analisis oleh peneliti dari UT Southwestern Medical Center, Texas.
Dalam risetnya, mereka menganalisis 400 penyanyi yang mendapat pengobatan di UT Southwestern Medical Center untuk cedera vokal antara tahun 2011 hingga 2019.
Tak satu pun dari pasien, yang berusia 8 sampai 78 tahun, pernah menjalani operasi untuk memperbaiki cedera pita suara.
Baca Juga: Cedera Otot Ramai Rumakiek, PSSI: Penanganan Sudah Jadi Tugas Kami
Di antara penyanyi yang cedera, hanya satu dari 7 yang kemudian membutuhkan pembedahan untuk cedera yang tidak teratasi dengan terapi vokal dan manajemen konservatif lainnya.
Menurut peneliti, dilansir The Health Site, cedera vokal yang paling umum di antara penyanyi adalah:
- Nodul
- Cedera seperti melepuh yang disebut pseudokista
- Polip
- Kista
- Perdarahan lipatan vokal
Dalam studi yang terbit di The Laryngoscope, penyanyi wanita lebih mungkin menderita cedera nodul. Sementara pseudokista, polip dan kista, lebih banyak dialami pria.
Risko mengalami polip pada pasien wanita meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi penyanyi pria muda lebih mungkin mendapat cedera nodul.
Faktor risiko terbesar cedera vokal pada penyanyi adalah status profesional dan kurangnya pelatihan vokal sebelumnya.
Baca Juga: Ramai Rumakiek Sembuh dari Cedera Adductor, Masih Berpeluang Main di SEA Games 2022?
Analisis UT Southwestern menunjukkan penyanyi profesional yang tidak pernah mengikuti kursus vokal 8 kali lebih mungkin menjalani operasi daripada penyanyi amatir yan pernah mengikuti kursus vokal.