Suara.com - Ibu hamil masih boleh melakukan olahraga, mengingat kegiatan ini memiliki beragam manfaat, baik untuk sang ibu maupun perkembangan janin.
Namun, ibu hamil perlu sedikit santai dalam berolahraga karena adanya perubahan dalam tubuh, terutama di trimester kedua dan ketiga. Salah satu perubahannya adalah bagaimana fungsi sistem kardiovaskular bekerja.
Karena bayi membutuhkan suplai oksigen terus-menerus untuk berkembang, tubuh sang ibu akan mengalami peningkatan volume darah sebanyak 40% hingga 45% untuk membawa oksigen ke bayi.
Detak jantung juga meningkat untuk memastikan sang bayi mendapat oksigen yang cukup. Ini dapat memberi tekanan ekstra pada jantung dan paru-paru sang ibu saat melakukan aktivitas apa pun, termasuk olahraga.
Tetapi perubahan tersebut tidak berarti sang ibu tidak boleh berolahraga selama kehamilan, lapor The Conversation.
Studi menunjukkan bahwa latihan aerobik (seperti berjalan, jogging, atau berenang) selama minimal 150 menit seminggu dapat meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot.
Olahraga juga dapat menurunkan risiko sakit punggung, yang menjadi masalah umum bagi banyak wanita hamil.
Ada beberapa bukti terbatas bahwa rutin berolahraga dapat membantu durasi persalinan menjadi lebih pendek, dan mengurangi risiko operasi caesar.
Peneliti telah mengatakan bahwa olahraga tidak akan menyebabkan gejala atau tanda-tanda stres pada janin. Bahkan, olahraga secara teratur selama hamil dapat menurunkan kemungkinan bayi kelebihan berat badan di masa dewasa.
Baca Juga: Hindari 5 Kesalahan Ini saat Anda Mulai Aktif Olahraga
Tapi ingat, hindari berolahraga di suhu panas (terutama di atas 32 derajat Celcius) karena dapat menyebabkan tekanan ekstra pada sang ibu dan jantung bayi.