Mikroplastik Ditemukan di Tubuh Manusia, Dalam Aliran Darah hingga Plasenta

Selasa, 03 Mei 2022 | 20:04 WIB
Mikroplastik Ditemukan di Tubuh Manusia, Dalam Aliran Darah hingga Plasenta
Ilustrasi Mikroplastik. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan yakin bahwa manusia di seluruh dunia telah secara rutin menelan potongan-potongan kecil plastik atau mikroplastik.

Dalam penelitian sebelumnya, diketahui bahwa manusia menelan setidaknya mikroplastik seukuran kartu kredit dalam seminggu.

Bahkan, peneliti menemukan adanya mikroplastik di dalam paru-paru manusia, yang artinya zat ini dapat diserap ke dalam aliran darah lalu terperangkap di paru-paru.

Partikel plastik telah ditemukan di paru-paru, darah dan plasenta

Baca Juga: Beli Ayam Gepuk untuk Dibawa Pulang, Wanita Ini Kaget Lihat Kejutan di Kantung Plastik

Studi terbaru mengonfirmasi adanya mikroplastik dalam jaringan paru-paru manusia yang diambil dari 11 pasien, serta dalam darah di 17 adari 22 orang yang diuji secara terpisah.

Ilmuwan juga menduga bahwa beberapa mikroplastik tetap tertinggal di dalam tubuh, walaupun banyak partikel yang keluar juga melalui feses.

Limbah Plastik di Rumah. (Pexels)
Limbah Plastik (Pexels)

Penelitian lainnya mengidentifikasi adanya partikel plastik di plasenta bayi yang belum lahir. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang bahaya bagi janin yang sedang berkembang, lapor Insider.

Kita tahu bahwa plastik terbuat dari bahan kimia dan banyak dari bahan kimia tersebut berpotensi menjadi racun bagi manusia.

Sebanyak 2.400 lebih, dari 10.000 bahan yang digunakan untuk membuat plastik, dikhawatirkan oleh pakar kesehatan karena termasuk 'unik' dan 901 bahan kimia dalam daftar tersebut telah dilarang di beberapa negara.

Baca Juga: Terpopuler Lifestyle: Emak-emak Ngamuk Tak Diberi Kantong Plastik, Kisah Diet Ekstrem Mufti Aqliya

Namun, studi-studi tersebut tidak mempertimbangkan bagaimana mikroplastik dalam tubuh dapat berdampak pada kesehatan.

Sebagian besar alasannya karena analisis ini termasuk yang pertama mengonfirmasi keberadaannya di dalam tubuh manusia.

"Satu tantangan penelitian kesehatan lingkungan yang sedang berlangsung adalah banyaknya bahan kimia yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari," kata ilmuwan peneliti Australia Denise Hardesty kepada National Geographic.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI