IDI dan IDAI Keluarkan Imbauan Bagi Tenaga Kesehatan dan Masyarakat Terkait KLB Hepatitis Akut, Ini Isinya

Risna Halidi Suara.Com
Selasa, 03 Mei 2022 | 15:24 WIB
IDI dan IDAI Keluarkan Imbauan Bagi Tenaga Kesehatan dan Masyarakat Terkait KLB Hepatitis Akut, Ini Isinya
Hepatitis Akut atau Hepatitis Misterius (unsplash.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau tenaga kesehatan dan masyarakat, terutama orangtua dan anak, agar tetap melakukan protokol kesehatan di masa mudik lebaran 2022 ini.

Imbauan itu dibuat menyusul dikeluarkannya Surat Edaran dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO serta edaran Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengenai kasus hepatitis akut.

Saat ini, hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini telah secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO dengan jumlah kasus yang terus bertambah di 12 negara.

Dikutip dari siaran pers, Selasa (3/5/2022) Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan untuk ikut waspada.

Dikatakan, tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni Puskesmas, Posyandu, Klinik praktek mandiri, serta dokter praktek perorangan harus turun mewaspadai setiap gejala hepatitis pada anak dan orang dewasa.

Hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini memiliki gejala antara lain:

  • Perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat)
  • Kuning
  • Gatal
  • Nyeri sendi atau pegal-pegal
  • Demam tinggi
  • Mual, muntah, atau nyeri perut
  • Lesu, dan atau hilang nafsu makan
  • Diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.

Memiliki gejala seperti hepatitis, pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hanya saja, pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus.

Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) juga meminta agar seluruh dokter anak dan residen dokter anak juga turut mengawasi apabila gejala diatas muncul pada pasiennya.

Baca Juga: WHO Imbau Waspadai Penyakit Hepatitis, Dilaporkan 162 Kasus di Belasan Negara

IDAI juga mengimbau:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI