Studi: Banyak Remaja Merasa Lega setelah Melukai Diri Sendiri atau Berpikir untuk Bunuh Diri

Selasa, 03 Mei 2022 | 13:44 WIB
Studi: Banyak Remaja Merasa Lega setelah Melukai Diri Sendiri atau Berpikir untuk Bunuh Diri
Ilustrasi luka. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Emosi adalah hal yang rumit, memungkinkan seseorang untuk jatuh cinta, hingga melakukan tindakan untuk melukai diri sendiri.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mencatat bahwa sekitar 17% remaja usia 12 hingga 18 di seluruh dunia secara sengaja melukai diri sendiri.

Data tersebut seolah menunjukkan bahwa saat ini kaum muda mengalami tingkat tekanan emosional yang tampaknya belum pernah terjadi sebelumnya.

Sengaja Melukai Diri Sendiri

Baca Juga: Kegagalan di Piala Raja Tak Bikin Mental Pemain Valencia Down

Manusia cenderung mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit. Tetapi mengapa beberapa sengaja melukai diri sendiri?

"Dalam meta analisis baru, ringkasan studi dari penelitian yang kami publikasikan di jurnal Nature Human Behavior melaporkan bahwa orang merasa lebih baik setelah mereka melukai diri sendiri atau berpikir untuk bunuh diri," jelas profesor psikologi Kevin King dari Universitas Washington, dilansir The Conversation.

https://pixabay.com/id/users/anemone123-2637160/
Ilustrasi remaja berpikir untuk melukai diri sendiri (Pixabay)

Ketika seseorang mengalami kelegaan dari penderitaan emosional setelah melukai diri sendiri, mereka berisiko tinggi mengulangi perilaku yang sama di lain waktu.

Dalam studi ini, peneliti menemukan bahwa ada tingkat penderitaan yang tinggi tepat sebelum seseorang melukai diri sendiri atau berpikir untuk bunuh diri.

Tetapi mereka penderitaan itu menjadi berkurang setelah melakukannya.

Baca Juga: Jadi MVP, Mental Kuat RRQ Clay Dipengaruhi Sosok Satu Ini

Jadi, peneliti berpikir bahwa perasaan lega setelah seseorang melukai diri sendiri merupakan dorongan yang kuat, meningkatkan kemungkinan orang itu untuk mengulai perilakunya.

Temuan itu menyiratkan bahwa pengobatan sekarang harus berfokus pada bagaimana membantu seseorang mengganti tindakan melukai diri sendiri dengan cara alternatif lain untuk menghilangkan stres.

Terlebih sekitar 40% orang yang mencoba bunuh diri tidak menerima layanan kesehatan mental.

"Kami pikir penting untuk berbagi strategi dalam membantu individu yang berisiko melukai diri sendiri agar berbicara tentang emosi mereka dan menawarkan cara untuk menemukan bantuan profesional," tandas peneliti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI