Suara.com - Zach Skitmore (9) dari Norfolk, Inggris, menderita gangguan genetik langka yang membuatnya kebal terhadap rasa sakit apa pun. Meski terdengar 'keren', tetapi kondisinya itu justru membuatnya lebih rentan terhadap trauma.
Orang tuanya sudah memerhatikan terkait kondisi sang putra sejak bayi, ketika Zach sama sekali tidak menangis maupun bereaksi apa pun ketika disuntik.
Pada usia satu tahun, Zach menggigit lidahnya tanpa menyadarinya. Tiga tahun kemudian, pinggulnya terkilir dan selama masa penyembuhan Zach tidak memerlukan obat penghilang rasa sakit.
Di usia enam tahun, kaki Zach patah dan tetap berjalan menggunakan kedua kakinya, hingga 3 hari kemudian baru ada yang menyadari bahwa kaki putra mereka patah.
Sayangnya, tidak merasakan sakit bukan berarti kebal terhadap luka. Sudah banyak anggota tubuh Zach yang menjadi korbannya.

"Rasa sakit adalah sinyal penting. Ini memberi tahu kita kapan tubuh kita membutuhkan pengobatan. Rasa sakit juga dapat mencegah kita melukai bagian tubuh lebih parah lagi," jelas orang tua Zach, dilansir Oddity Central.
Demi melindungi putranya dari cedera yang lebih parah, kedua orang tua Zach melarangnya bermain trampolin dan berolahraga yang berisiko tinggi menyebabkan cedera, seperti sepak bola dan rugby.
Ketidakmampuan Zach untuk merasakan sakit disebabkan oleh kondisi medis sangat langka yang disebut Congenital Insensitivity to Pain (CIP).
Kondisi ini terjadi ketika kedua orang tua membawa dua gen bermutasi spesifik yang sangat langka.
Baca Juga: Raih Hasil Apik di MotoGP Portugal 2022, Francesco Bagnaia Ternyata Tahan Rasa Sakit saat Balapan
"Risiko mengidap CIP adalah hampir satu juta dibanding satu," imbuh ayah Zach.