Varian Virus Corona Baru Kebal Antibodi, Ahli Peringatkan Risiko Gelombang Pandemi Berkelanjutan

Senin, 02 Mei 2022 | 18:30 WIB
Varian Virus Corona Baru Kebal Antibodi, Ahli Peringatkan Risiko Gelombang Pandemi Berkelanjutan
Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian virus corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menambahkan dua varian virus corona Covid-19, yakni subvarian BA4 dan BA5 dari varian Omicron dalam daftar pemantauan.

Sebelumnya, dua subvarian dari varian virus corona Covid-19 Omicron itu diketahui bisa menghindari antibodi yang infeksi sebelumnya, sehingga berisiko bisa memicu gelombang virus corona baru.

Penelitian di Afrika Selatan yang menggunakan sampel darah dari 39 partisipan yang terinfeksi varian Omicron saat varian virus corona itu pertama kali muncul.

Sebanyak 15 partisipan di antaranya sudah vaksinasi, yang mana 8 orang menggunakan vaksin Pfizer, 7 orang menggunakan vaksin Johnson & Johnson dan 24 partisipan lainnya belum vaksinasi.

Baca Juga: Lahir Prematur dan Idap Penyakit Paru Kronis, Bayi Ini Terinfeksi Virus Corona Covid-19!

Pada orang yang belum vaksinasi, mereka menemukan adanya penurunan produksi antibodi hampir 8 kali lipat saat terpapar subvarian BA4 dan BA5 dari varian Omicron, dibandingkan dengan paparan varian Omicron aslinya.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian virus corona. (Pixabay)

Sedangkan, sampel darah dari orang yang sudah divaksinasi menunjukkan penurunan produksi antibodi hampir 3 kali lipat saat terpapar subvarian BA4 dan BA5 dari varian Omicron, dibandingkan dengan paparan varian Omicron aslinya.

Dr. Maria Van Kerkhove, ahli epidemiologi WHO, mengatakan subvarian BA4 dan BA5 dari varian Omicron telah ditemukan di sejumlah negara, termasuk Afrika Selatan dan beberapa negara Eropa.

"Ada kurang dari 200 urutan yang tersedia sejauh ini. Kami juga memperkirakan situasi ini akan berubah," kata Maria dikutip dari Times of India.

Karena itu, Maria dan timnya berusaha melacak virus lebih jauh untuk melihat adanya peningkatan dalam pendekteksian kasus. Tapi, kami belum melihat adanya perubahan dalam epidemiologi atau keparahannya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Moonshot Mampu Lindungi Diri dari Semua Varian Virus Corona, Ini Kata Ahli!

Para ahli juga mengatakan bahwa sekarang ini, 8 varian virus corona sedang beredar, termasuk varian Omicron dan subvarian lainnya.

Kini, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), sedang memantau 11 varian virus corona, yakni varian Alpha (B.1.1.7, Beta (B.1.351), Gamma (P.1), Delta (B.1.617.2), Epsilon (B.1.427 dan B.1.429), Eta (B.1.525), Iota (B.1.526), Kappa (B.1.617.1), Mu ( B.1.621, B.1.621.1) dan Zeta (P.2).

CDC telah mengkategorikan garis keturunan atau subvarian dari varian Omicron, yakni B.1.1.529, BA.1, BA.1.1, BA.2, BA.3, BA.4 dan BA.5 sebagai varian yang menjadi perhatian.

Berbagai negara berada pada tahap pandemi virus corona yang berbeda sekarang. Sejak varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, negara-negara itu mengalami gelombang infeksi virus corona.

Ketidaksetaraan vaksinasi salah satu penyebab banyak negara menghadapi gelombang infeksi yang berkelanjutan. Kurangnya kesadaran dan kurangnya pengujian juga berkontribusi pada penyebaran virus corona di sejumlah negara.

Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis virus corona Covid-19 WHO, mengingatkan kita memabg berada di fase pandemi yang berbeda, tetapi tetap saja masih pandemi virus corona Covid-19.

Situasi ini masih menjadi masalah kesehatan global, ketika banyak orang yang sekarat atau meninggal dunia akibat virus corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI