Tidur Selama 7 Jam Cukup bagi Orang Paruh Baya, Ini Alasannya!

Jum'at, 29 April 2022 | 14:00 WIB
Tidur Selama 7 Jam Cukup bagi Orang Paruh Baya, Ini Alasannya!
Ilustrasi tidur (Unsplash/Gregory Pappas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas Fudan mengatakan bahwa tidur 7 jam sudah ideal bagi orang-orang usia paruh baya ke atas.

Karena, tidur yang terlalu sedikit terkait dengan kinerja kognitif dan kesehatan mental yang lebih buruk.

Tidur memainkan peran penting dalam mengaktifkan fungsi kognitif dan menjaga kesehatan psikologis yang baik . Ini juga membantu menjaga otak tetap sehat dengan membuang produk limbah.

Seiring bertambahnya usia, kita sering melihat perubahan dalam pola tidur kita, termasuk kesulitan untuk tertidur dan tetap tertidur, serta penurunan kuantitas dan kualitas tidur.

Baca Juga: Studi: Hampir 60 Persen Orang Amerika Sudah Pernah Terinfeksi Virus Corona Covid-19

Ada perkiraan bahwa gangguan tidur ini dapat menyebabkan penurunan kognitif dan gangguan kejiwaan pada populasi yang menua.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Aging, para ilmuwan dari Inggris dan China meneliti data dari hampir 500.000 orang dewasa berusia 38-73 tahun dari Biobank Inggris.

Peserta ditanya tentang pola tidur mereka, kesehatan mental dan kesejahteraan, serta melakukan serangkaian tes kognitif. Pencitraan otak dan data genetik tersedia untuk hampir 40.000 peserta penelitian.

Ilustrasi tidur (pexels)
Ilustrasi tidur (pexels)

Dengan menganalisis data ini, tim menemukan bahwa durasi tidur yang tidak cukup dan berlebihan dikaitkan dengan gangguan kinerja kognitif, seperti kecepatan pemrosesan, perhatian visual, memori, dan keterampilan memecahkan masalah.

Tidur tujuh jam per malam adalah jumlah tidur yang optimal untuk kinerja kognitif, tetapi juga untuk kesehatan mental yang baik.

Baca Juga: Lahir Prematur dan Idap Penyakit Paru Kronis, Bayi Ini Terinfeksi Virus Corona Covid-19!

Khususnya, pada orang-orang yang mengalami lebih banyak gejala kecemasan, depresi dan kesejahteraan keseluruhan yang lebih buruk jika mereka melaporkan tidur lebih lama atau lebih pendek.

Para peneliti mengatakan salah satu alasan yang menghubungkan kurang tidur dan penurunan kognitif mungkin karena gangguan gelombang lambat dalam tidur.

Gangguan pada jenis tidur ini telah terbukti memiliki hubungan erat dengan konsolidasi memori serta penumpukan amiloid, yakni protein yang bisa menyebabkan demensia. Selain itu, kurang tidur dapat menghambat kemampuan otak untuk membuang racun.

Tim juga menemukan hubungan antara jumlah tidur dan perbedaan struktur daerah otak yang terlibat dalam pemrosesan kognitif dan memori.

Tidur 7 jam yang konsisten setiap malam tanpa terlalu banyak fluktuasi dalam durasi juga penting untuk kinerja kognitif, kesehatan mental dan kesejahteraan yang baik.

Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa pola tidur yang terganggu dikaitkan dengan peningkatan peradangan, yang menunjukkan kerentanan terhadap penyakit terkait usia pada orang tua.

"Meskipun kami tidak yakin sebesar apa pola tidur menyebabkan masalah kognitif. Analisis kami melihat individu selama periode waktu yang lebih lama cukup mendukung hubungan tersebut. Tapi, penyebab pola tidur orang tua yang lebih buruk mungkin disebabkan oleh kombinasi susunan genetik dan struktur otak," kata Profesor Jianfeng Feng dari Universitas Fudan di China dikutip dari Hindustan Times.

Para peneliti mengatakan temuan menunjukkan bahwa durasi tidur yang tidak cukup atau berlebihan mungkin menjadi faktor risiko penurunan kognitif dalam penuaan.

Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah melaporkan hubungan antara durasi tidur dan risiko pengembangan penyakit Alzheimer dan demensia.

"Tidur malam yang cukup sangat penting di semua tahap kehidupan, terutama seiring bertambahnya usia," kata Profesor Barbara Sahakian dari Departemen Psikiatri di University of Cambridge.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI