Bukan Hanya Covid-19, Dokter Ingatkan Ancaman Penyakit Lain Selama Perjalanan Mudik

Jum'at, 29 April 2022 | 07:58 WIB
Bukan Hanya Covid-19, Dokter Ingatkan Ancaman Penyakit Lain Selama Perjalanan Mudik
Ilustrasi mudik lebaran (Unsplash/Ridho Anggara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tradisi mudik lebaran tahun ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, masyarakat diminta tetap ekstra menjaga kesehatan selama melakukan perjalanan mudik. 

Ketua Umun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Adib Khumaidi, Sp.OT., mengingatkan adanya ancaman kesehatan, tidak hanya infeksi Covid-19.

Sejumlah penyakit infeksi lain juga bisa mengintai pemudik, terutama bila sistem imunitas tubuh sedang lemah. 

"Mudik ini bukan hanya masalah Covid-19 saja, tapi juga bisa kenaikan perawatan di rumah sakit akibat kasus gastrointestinal (gangguan pencernaan), tipes, DBD, ISPA, itu pasti akan naik," kata dokter Adib ditemui Suara.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Mudik Pakai Motor ke Jateng, Warga Jakut: Kalau Naik Bus di Kampung Gak Bisa Jalan-Jalan

Mudik sehat dan aman penting dilakukan, bukan hanya mencegah diri dari infeksi apa pun, tapi juga melindungi orang lain agar tidak tertular.

Dokter Adib menambahkan, masyarakat harus memahami gejala yang mengarah pada suatu penyakit agar bisa mendapatkan tindakan medis secepat mungkin.

"Kita tetap harus menjaga kesehatan, makan makanan bergizi, istirahat cukup, kemudian tetap menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker."

"Kalau umpamanya tidak terlalu penting, tidak perlu terlalu bergerombol. Ini salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat," ujarnya.

Kelelahan selama perjalanan mudik bisa jadi salah satu faktor penyebab munculnya gangguan kesehatan. Selain itu, makan yang dikonsumsi pun harus sesuai batas. 

Baca Juga: Ada Kursi Pijat hingga Tenda Makanan Gratis di Rest Area Kedungwaringin Bagi Pemudik Motor

Menurutnya, tidak masalah untuk menyicipi berbagai makanan dan minuman khas lebaran. Tetapi, jumlahnya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan kalori harian.

"Pola makan yang tiba-tiba berubah dari puasa kemudian tidak puasa dan kadang-kadang karakternya kita senang makan banyak saat lebaran, ini yang bisa memicu timbulnya penyakit-penyakit tadi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI