Suara.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa bayi laki-laki lebih berisiko mengalami komplikasi selama dalam kandungan dibandingkan bayi perempuan.
Hal ini bisa terjadi karena bayi laki-laki tumbuh lebih cepat di dalam rahim. Sehingga, mereka membutuhkan lebih banyak nutrisi dan oksigen daripada yang diberikan ibu melalui plasenta.
Jenis kelamin janin, baik bayi laki-laki maupun perempuan bisa mengubah cara kerja plasenta, sekaligus faktor-faktor lain, seperti berat badan dan tingkat stres ibu.
Plasenta adalah organ sementara yang menempel pada dinding rahim selama kehamilan, yang membantu pertumbuhan bayi.
Sekitar satu dari sepuluh wanita menderita gangguan kehamilan, seperti kondisi tekanan darah tinggi yang mengancam jiwa atau hambatan pertumbuhan janin.

Hal ini terjadi ketika anak yang belum lahir tidak tumbuh pada tingkat normal. Pada kasus yang paling parah, ini bisa menyebabkan lahir mati.
Kedua kondisi itu sulit diprediksi dan diobati. Studi ini juga berdasarkan analisis kehamilan pada tikus laboratorium.
Studi menemukan perencanaan untuk menghadapi kemungkinan masalah kehamilan ke depannya akan sangat membantu. Tetapi, bila ibu hamil bisa mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan sebelum lahir.
Mereka bisa membuat perencanaan perawatan dan melakukan perubahan gaya hidup agar janin mampu bertahan hidup lebih baik dan mendapatkan manfaat kesehatan yang tepat.
Baca Juga: Hanya 2 Vaksin Covid-19 yang Baru Mendapat Sertifikat Halal MUI, Bagaimana dengan Vaksin Lain?
Dr Amanda Sferruzzi-Perri melakukan penelitian dengan tim University of Cambridge-nya, mengakui sering kali ibu hamil tidak ingin mengetahui jenis kelamin bayinya karena ingin menjadi kejutan.