Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengawasi kasus infeksi bakteri Salmonella kebal antibiotik yang berada di produk cokelat Kinder.
Sekitar 151 orang, yang sebagian besar anak-anak, mengalami gejala keracunan, seperti diare dan muntah.
Sembilan di antaranya dirawat di rumah sakit karena mengalami infeksi parah.
WHO menduga ada lebih banyak korban yang dirawat. Namun, mereka hanya memiliki data berisi gejala dan tingkat keparahan untuk 21 kasus.
Hingga kini tidak ada kematian yang dilaporkan sehubungan dengan wabah, menurut Insider.
Baca Juga: 150 Orang Dilaporkan Jadi Korban Kasus Infeksi Salmonella Produsen 'Kinder Joy'
Banyak laporan dari berbagai lokasi di Eropa mengonfirmasi bahwa infeksi tersebut disebabkan oleh jenis bakteri Salmonella Typhimurium.
Firma hukum keamanan pangan AS, Marler Clark, menyebut bakteri tersebut juga ditemukan di tangki buttermilk di pabrik pada Desember 2021 lalu.
Salmonella terbagi menjadi berbagai jenis, dan strain penyebab wabah ini termasuk yang sangat berbahaya karena resisten terhadap enam jenis antibiotik.
Berdasarkan laman Yourgenome.org, Salmonella Typhimurium dapat ditularkan ke manusia melalui makanan mentah yang terkontaminasi atau setengah matang, termasuk daging, dan telur.
Jenis bakteri ini dapat menyebabkan gastroenteritis atau radang usus, yang menyebabkan gejala diare, muntah, dan kram perut. Gejala ini dapat berlangsung hingga 7 hari.
Baca Juga: Makan Kinder Joy, Bocah 3 Tahun Dilarikan ke Rumah Sakit karena Dugaan Infeksi Salmonella
Dalam kasus ini, Marler mengkhawatirkan kondisi pada korban karena sebagian besar anak-anak di bawah 10 tahun.
"Yang mengkhawatirkan adalah sebagian besar orang yang terluka adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun," tandas Marler.