Suara.com - Setelah sekian lama anak-anak lebih sering di rumah akibat pandemi Covid-19, hal ini membuat mereka lebih rentan terserang penyakit, tak terkecuali cacar air.
Cacar air ini pastinya sangat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari anak. Karena itu, orangtua perlu mengetahui cara penanganan yang tepat.
Dr Punam Krishan pun memberikan tips meringankan gejala cacar air pada anak-anak dan memberi tahu tanda-tanda peringatannya.
Bila Anda ingin mengatasi gejala seperti nyeri dan demam, dokter menyarankan untuk memilih parasetamol dan bukan ibuprofen.
Baca Juga: Sebelum Mudik Jangan Lupa Vaksin Booster
Dr Punam tidak menyarankan pemberian ibuprofen pada anak-anak yang sedang cacar air, karena bisa menyebabkan lebih banyak komplikasi.
"Ini adalah pilihan orangtua. Penting untuk mengikuti peringatan ini terhadap obat penghilang rasa sakit yang sering digunakan," kata Dr Punam dikutip dari Express.
NHS menyarankan agar tidak menghilangkan rasa sakit tertentu. Mereka juga melarang penggunaan ibuprofen kecuali jika disarankan oleh dokter, karena dapat menyebabkan infeksi kulit yang serius.
Faktanya, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ibuprofen dan obat antiinflamasi lainnya (NSAID) dapat menimbulkan gejala.
The British Medical Journal melaporkan bahwa penggunaan NSAID dapat menyebabkan necrotising fasciitis pada mereka yang menderita cacar air.
Baca Juga: Jangan Panik! BPOM Pastikan Vaksin Moderna di Indonesia Tak Terkontaminasi Partikel Asing
Necrotising fasciitis adalah infeksi bakteri serius yang mempengaruhi jaringan di bawah kulit dan otot serta organ di sekitarnya.
NHS menambahkan meskipun cacar air ini sangat jarang terjadi, kondisi ini bisa mengancam jiwa sehingga perlu diobati sejak dini.
Tanda-tanda peringatan dari kondisi ini bisa datang dengan cepat dalam hitungan jam atau hari. Gejala awal cacar air meliputi:
- Luka atau goresan kecil tapi menyakitkan pada kulit
- Nyeri hebat yang tidak sebanding dengan kerusakan pada kulit
- Demam dan gejala mirip flu lainnya
Tanda-tanda kulit tersebut nantinya dapat berkembang menjadi bercak-bercak gelap pada kulit yang berubah menjadi lepuh berisi cairan, bengkak dan kemerahan di sekitar area yang nyeri.