Hati-Hati, Nyeri Sendi Bisa Jadi Tanda Awal Alami Long Covid-19

Kamis, 28 April 2022 | 08:15 WIB
Hati-Hati, Nyeri Sendi Bisa Jadi Tanda Awal Alami Long Covid-19
Ilustrasi nyeri sendi, Long Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - NHS mengatakan Long Covid-19 tergantung dari berapa lama Anda mengalami gejala virus corona Covid-19 berkelanjutan.

Karena, tidak semua gejala berkelanjutan disebut Long Covid-19. Jika gejala virus corona Covid-19 berlanjut selama lebih dari 4 minggu disebut Covid-19 simptomatik yang sedang berlangsung.

Jika gejala virus corona Covid-19 bertahan lebih dari 12 minggu, itu disebut sindrom pasca-Covid-19 atau Long Covid-19.

NHS juga mengatakan bahwa lamanya waktu yang dibutuhkan setiap orang untuk pulih dari virus corona Covid-19 juga berbeda-beda. Tapi, kebanyakan orang membaik dalam beberapa hari atau minggu.

Badan kesehatan menjelaskan bahwa kemungkinan memiliki gejala jangka panjang tampaknya tidak terkait dengan tingkat keparahan infeksi Anda. Karena, orang dengan gejala ringan juga bisa mengalami Long Covid-19.

Ada satu kondisi yang bisa menandakan Anda mulai mengalami Long Covid-19, yakni muskuloskeletal, seperti nyeri sendi dan nyeri otot.

Ilustrasi virus corona Covid-19, Long Covid-19. (Pixabay/Engin_Akyurt)
Ilustrasi virus corona Covid-19, Long Covid-19. (Pixabay/Engin_Akyurt)

Kebanyakan orang bisa mengalami Long Covid-19 berupa batuk terus-menerus, dada sesak, kelelahan, kabut otak dan sejumlah tanda lainnya.

"Dengan Long Covid-19, Anda mungkin merasa lelah setelah melakukan aktivitas yang sebenarnya ringan. Kondisi ini juga mempengaruhi kualitas hidup dan kemampuan Anda untuk berfungsi seperti sebelumnya," kata NHS dikutip dari Express.

Kadang-kadang orang mengalami sejumlah gejala lain yang memburuk setelah stres fisik, termasuk kabut otak, nyeri otot atau sakit kepala di samping peningkatan kelelahan.

Baca Juga: Waspada, Ini Ciri-Ciri Asam Urat yang Perlu Segera Ditangani

Dokter juga terkadang menyebutnya sebagai gejala pasca aktivitas. Kondisi ini tidak berbahaya tetapi dapat mempengaruhi kualitas hidup Anda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI