Suara.com - Fenomena mengerikan terjadi di Amerika. Semakin banyak orang alergi pada daging akibat gigitan kutu.
Bukan hanya daging, gigitan kutu yang terbilang agresif ini membuat banyak orang juga alergi pada produk hewani lainnya, atau disebut dengan sindrom alpha gal atau AGS.
AGS ini membuat orang akan mengalami gatal-gatal, gangguan pencernaan, hingga anafilaksis atau syok karena alergi berat beberapa jam setelah makan daging babi atau sapi.
Mengutip Insider, Rabu (27/4/2022), para ahli berhasil menemukan benang merah utama penyebab fenomena ini, yaitu gigitan kutu.
Baca Juga: Bikin Tidak Nyaman, Redakan Bersin yang Terjadi Berulang Kali dengan 5 Tips Ini
Hal ini didapatkan para ahli setelah mempelajari hubungan antara kutu sejak 2009 dengan kasus pertama kali AGS ditemukan dan dicatat dalam literatur medis.
Hasilnya, lebih dari 34.000 kasus AGS ditemukan pada 2010 hingga 2018. Bahkan, semakin hari semakin banyak orang yang mengalami gejala parah, yaitu bisa langsung bereaksi alergi hanya dengan mencium bau daging yang dimasak.
Hal ini akhirnya menyebabkan pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Amerika, CDC, menyarankan untuk menghindari gigitan kutu yang bisa menularkan penyakit, seperti AGS.
Kutu sendiri kerap tumbuh subur di area berumput, semak belukar, dan hutan. Sehingga pastikan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap serangga setelah keluar rumah.
Baca Juga: Ternyata Alergi Filler, Curhat Wanita Bibir Malah Membengkak 8 Kali Lebih Besar dari Ukuran Asli