Suara.com - Peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah wilayah China, termasuk Shanghai dan Beijing, membuat masyarakat panik.
Sebab, bukan tidak mungkin pemerintah setempat akan kembali memberlakukan penguncian atau lockdown, demi menekan penyebaran virus Corona.
Kekhawatiran akan terjadinya lockdown ini pun membuat panik penduduk Beijing. Dilansir ANTARA, sejumlah pertokoan dan swalayan penuh oleh penduduk yang berebut membeli bahan-bahan pokok, sebagai persiapan untuk menghadapi situasi terburuk.
"Saya sudah siapkan bahan makanan pokok, terutama telur, untuk beberapa hari ke depan," ujar seorang WNI di Beijing.

Ia dan beberapa WNI lainnya sampai rela dua hari berturut-turut ikut mengantre di pusat perbelanjaan di sekitar tempat tinggalnya. Meskipun mulai langka, tidak ada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok.
Sebagian warga ada juga yang memanfaatkan jasa pesan-antar makanan atau bahan kebutuhan pokok walaupun dengan harga agak mahal.
Sementara itu, beberapa kawasan permukiman di Distrik Chaoyang dan Distrik Shunyi ditutup total.
Mengularnya antrean tes PCR juga terlihat sejak Minggu (24/4) di beberapa kompleks permukiman.
Bagi warga yang malas mengantre, bisa mendatangi lapak-lapak tes PCR secara mandiri dengan biaya sendiri sebesar 25 yuan (Rp55 ribu) atau turun dibandingkan sebelumnya yang 35 yuan (Rp77 ribu).
Baca Juga: Kuartal I 2022, Laba Bersih Emiten Milik Sandiaga Uno Melesat 208 Persen
Sejak Jumat (22/4) hingga Senin (25/4) di Kota Beijing terdapat 70 kasus positif COVID-19.