Suara.com - Inovasi alat kesehatan terus berkembang, salah satunya yakni meja bedah Pro Axis Table. Teknologi ini bisa meminimalisir komplikasi saat tindakan operasi tulang belakang.
Chairman of Gatam Institute Eka Hospital Orthopedic & Spine Center, Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT mengatakan, dengan memakai alat ini dokter bedah saraf tulang belakang tidak perlu lagi mengganjal pasien menggunakan bantal atau secara manual menekuk atau memiringkan tubuh pasien saat proses operasi.
Ini karena meja bedah tulang belakang, dari jarak jauh bisa membuat tubuh pasien yang di atas meja bedah menekuk hingga 30 derajat, miring ke kanan, kiri, atas bawah hingga 40 derajat.
Apalagi Dr. Luthfi mengatakan, tantangan terbesar operasi tulang belang adalah posisi tulang yang bermasalah, bisa memengaruhi akses dan penglihatan dokter saat melakukan tindakan.
"Dengan meminimalisir tingkat kesulitan dan risiko pendarahan, luka pasien pun bisa berkurang dan lebih cepat pulih. Melalu meja operasi ini dengan bantuan sistem robotik, tubuh pasien dapat diposisikan secara presisi dan dapat digerakkan pada saat operasi berlangsung,” ujar Dr. Lutfhi saat konferensi pers di Eka Hospital BSD, Tangerang, Banten, Selasa (26/4/2022).
Adapun saat proses menekuk, miring ke atas, ke bawah, kanan, kiri pada meja bergerak perlahan dengan stabil, sehingga risiko cidera saat proses operasi tulang belakang bisa diminimalisir.
Dr. Lutfhi menambahkan, bahwa operasi tulang belakang dilakukan agar keseimbangan tubuh pasien bisa kembali seperti semula.
Sehingga meja operasi yang bisa menampung hingga 250 kilogram berat badan ini, bisa mencapai target presisi atau keseimbangan saat proses operasi.
Jadi tidak perlu menunggu pasien bangun dan merasa ada yang belum pas pada tulangnya, karena saat operasi dokter sudah bisa melihat melalui CT scan.
Baca Juga: Dikabarkan Bikin Tas dari Tulang Belakang Manusia, 4 Kontroversi Arnold Putra Sang Desainer
Ini karena pada meja ada tempat khusus untuk posisi kepala, sehingga pasien dianggap akan lebih nyaman saat operasi, karena posisi leher dan kepala akan tetap tegak lurus dan tidak perlu miring saat posisi tengkurap.
Ia melanjutkan, untuk melihat presisi tidaknya posisi tulang belakang saat dioperasi, maka Dr. Lutfhi akan menggunakan alat canggih lain, yakni O-arm.
O-arm adalah CT scan portable, yakni alat CT scan yang membuat pasien tidak perlu posisi duduk atau berbaring sebelum dioperasi. Maka alat ini memungkinkan dokter melakukan CT scan saat proses operasi masih berlangsung.
"Dengan adanya alat ini, keseimbangan sudah dapat dinilai oleh tim dokter saat operasi masih berlangsung," tutup Dr. Luthfi.