Suara.com - Banyak mitos kesehatan seputar sate kambing. Salah satunya sate kambing tidak boleh dimakan pasien diabetes, darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.
Mitos ini dibantah Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia, Prof. Zubairi Djoerban yang mengatakan bahwa pasien jantung boleh mengonsumsi daging kambing, selama penyakitnya sudah diobati dan terkontrol.
"Kalau penyakit jantungnya sudah diobati, misalnya dipasang ring atau operasi bypass, dan kejadiannya lebih dari 4 bulan, jawabannya boleh. Apalagi jika sudah bisa olahraga teratur dan terkontrol," ujar Prof. Zubairi dalam cuitannya dikutip suara.com, Senin (25/4/2022).
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu juga menjelaskan, maksud dari sakit jantung yang terkontrol bisa terlihat dari kemampuannya menaiki tangga hingga lantai 3 gedung.
Baca Juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Ginjal
"Lalu, dia juga bisa olahraga jalan cepat dan naik sepeda sejauh 3 kilometer. Itu satu ukuran bahwa jantung sudah terkontrol baik," paparnya.
Lantas, untuk pasien diabetes dan hipertensi daging kambing tetap boleh dikonsumsi, jika pada diabetes nilai hemoglobin A1c dalam tesnya terkontrol dengan baik, dengan nilai kurang dari 6,5.
"Untuk hipertensi juga sama. Asal terkontrol. Misalnya tekanan darahnya 135/85. Ya boleh saja makan sate kambing," jelasnya.
Selain terkontrol, dokter yang berpraktik di RS Kramat 128 Jakarta itu mengingatkan perlunya pola makan yang baik, agar bisa menikmati daging kambing yang punya rasa istimewa itu.
"Anda harus rutin makan sayur dan buah plus disiplin olahraga tiap hari. Baru dipersilakan makan sate kambing. Prinsipnya semua yang berlebihan itu tidak baik," tutupnya.
Baca Juga: Tekanan Darah Tinggi di Masa Muda Berisiko Memperburuk Kesehatan Otak, Ketahui Penyebabnya!