Studi Zepp Health: Durasi Tidur Global Menurun, Indonesia Hanya 6 Jam 36 Menit di Bawah Rata-rata Global

Risna Halidi Suara.Com
Senin, 25 April 2022 | 15:10 WIB
Studi Zepp Health: Durasi Tidur Global Menurun, Indonesia Hanya 6 Jam 36 Menit di Bawah Rata-rata Global
Ilustrasi tidur (Pixabay/wokandapix)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa tidur malam berkualitas merupakan kunci menjaga kesehatan. Waktu tidur yang terlalu sedikit berisiko membuat seseorang mengalami obesitas dan penyakit kardiovaskular.

Perusahaan smart wearable terkemuka Zepp Health, baru-baru ini merilis International Sleep White Paper 2021 dengan mengolah data yang diambil dari perangkat wearable pintar Amazfit dan Zepp

Hasilnya, rata-rata pengguna global melaporkan 59 hari di mana mereka tidur kurang dari 7 jam pada 2021 lalu. Durasi tidur rata-rata secara global juga telah menurun dibanding 2020, yaitu 7 jam 9 menit pada 2021 dengan pengguna perempuan tidur relatif lebih lama daripada laki-laki.

Secara global, pengguna dari Belgia memperoleh rata-rata durasi tidur terlama yaitu 7,5 jam per malam, diikuti Republik Irlandia dan Belanda. Secara komparatif, pengguna dari Indonesia memiliki waktu tidur lebih sedikit, dengan durasi tidur rata-rata yaitu 6 jam 36 menit, diikuti oleh Jepang dan Malaysia.

Studi Zepp Health Terkait Durasi Tidur Global (Dok. Zepp)
Studi Zepp Health Terkait Durasi Tidur Global (Dok. Zepp)

Padahal memiliki waktu tidur yang kurang dari jumlah tidur yang diperlukan bagi tubuh dapat memengaruhi kinerja tubuh rata-rata.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa membutuhkan setidaknya tujuh jam tidur per malam, sementara anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak tidur malam, mulai dari delapan hingga 10 jam.

Sementara problem kurang tidur yang parah dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, dan gangguan kesehatan mental.

Temuan baru yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research menunjukkan bahwa kekhawatiran seputar pandemi COVID-19 telah berkontribusi secara signifikan terhadap insomnia dan kekurangan tidur.

Laporan tahunan Zepp Health juga menunjukkan pengguna yang berjalan 12.000 hingga 20.000 langkah per hari mempertahankan kualitas tidur yang lebih tinggi dan detak jantung istirahat yang lebih sehat yaitu sekitar 62.

Baca Juga: Hasil Survei: Rata-Rata Orang di Indonesia Tidur 6,5 Jam per Hari

Latihan aerobik menengah bermanfaat bagi penderita insomnia. Oleh karena itu, masyarakat sangat disarankan untuk berolahraga secara teratur dan mempertahankan gaya hidup aktif untuk meningkatkan kualitas tidur dan memperpanjang durasi tidur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI