Mengenal BPA, dan Dampaknya Bagi Kesehatan Bila Masuk ke Dalam Tubuh

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 25 April 2022 | 14:09 WIB
Mengenal BPA, dan Dampaknya Bagi Kesehatan Bila Masuk ke Dalam Tubuh
Ilustrasi peneliti melihat BPA. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan Bisphenol atau BPA ramai dibahas oleh publik, usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berencana membuat aturan tentang label bahan kimia tersebut pada kemasan galon. Rencana tersebut hingga saat ini masih menuai polemik karena ditolak sebagian kelompok. 

Tapi, sebenarnya apa yang dimaskud dengan BPA dan seberapa berbahaya untuk kesehatan manusia? Dalam keterangan yang diterima Suara.com, Senin, (25/4/2022), wujud pertama BPA pertama kali disintesis oleh seorang ahli kimia asal Rusia bernama Aleksandr Dianin pada tahun 1891. Waktu itu, awal penggunaannya diperuntukkan guna industri farmasi seperti sejumlah perlatan medis dan lain sebagainya.

Belakangan, kandungannya tak disadari dapat ditemui dengan mudah dan telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.  Secara umum, Bisphenol A lebih banyak dikenal khalayak ramai dengan istilah BPA, yakni senyawa kimia pembentuk plastik polikarbonat.

Polikarbonat adalah sebuah resin sintetis yang kuat, dan keberadaannya menjadi material utama pembuatan berbagai komponen dan benda penting dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya, bahan ini yang membentuk wadah atau kemasan untuk berbagai macam makanan dan minuman di masa kini.

Baca Juga: Kepala Lucinta Luna Beneran Disobek saat Operasi Plastik, Bekas Lukanya Ngeri!

Ilustrasi galon. (Elements Envanto)
Ilustrasi galon. (Elements Envanto)

Alasan besar yang membuat berbagai pihak begitu gencar meneliti BPA adalah karena keberadaannya yang memiliki dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Dalam bentuk aktifnya, senyawa BPA memiliki aktivitas hormon estrogen.

Dampak yang paling berbahaya dari aktivitas tersebut, jika masuk ke dalam tubuh BPA dapat meniru hormon estrogen yang penting dalam proses perkawinan. Anggapan itu diperkuat dengan lebih dari seratus literatur ilmiah yang membuktikan jika BPA berisiko memicu kanker dan kondisi kelainan seksual, di antaranya kemandulan.

Ditambah lagi BPA juga merupakan salah satu senyawa endocrine disruptors, yang dapat mengganggu berbagai macam sistem kerja biologi di dalam tubuh, mulai dari biosintesis, sekresi, bahkan metabolisme alami suatu hormon.

Sehingga tak heran, jika BPA diklasifikasikan sebagai senyawa kimia bersifat patogen yang dapat memicu berbagai macam penyakit.

BPA yang mengintai di sekeliling kita

Baca Juga: Kurangi Sampah Plastik, Ajinomoto Luncurkan Kemasan Kertas

Bicara mengenai ancaman kandungannya yang berkaitan dengan pembentuk material polimer, maka dapat dikatakan jika BPA dapat ditemui pada hampir semua permukaan lingkungan yang ada di sekeliling kita.

Secara umum, BPA sudah pasti akan terkandung dalam wujud lensa kacamata, CD, DVD, komputer, perlengkapan olah raga. Lain itu, kandungannya juga terdapat pada pelapis beberapa produk kertas termal, termasuk di antaranya kertas untuk struk ATM dan mesin penghitung uang.

Sementara itu pada objek yang krusial, BPA juga terkandung pada sejumlah perlengkapan medis dan dental sealants, yakni plastik tipis yang digunakan untuk menutupi permukaan gigi, terutama gigi geraham untuk mencegah kerusakan gigi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, BPA juga terkandung dalam berbagai wadah atau kemasan pangan berupa makanan atau minuman. Di antaranya sebagai pelapis bagian dalam produk kemasan yang terbuat dari logam, misal kaleng dan tutup botol.

Hal tersebut lantaran BPA memiliki kemampuan mencegah terjadinya korosi atau reaksi bahan pengemas dengan pangan yang ada di dalamnya. Ditambah satu hal yang tak boleh terlewat bahkan paling penting, senyawa kimia tersebut juga terkandung dalam botol susu bayi.

Selanjutnya, ancaman BPA menjadi berbahaya ketika kandungannya larut pada berbagai jenis makanan yang kita konsumsi. Bagaimana bisa itu terjadi?

Hal tersebut lantaran lama-kelamaan, senyawa BPA bisa lepas dari rantai polikarbonat bahan kemasan dan luruh menjadi cairan. Pada akhirnya, kandungan BPA tersebut akan mengontaminasi makanan atau minuman yang terkandung di dalamnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI