Suara.com - Mantan Juru Bicara Satgas Covid-19, dr Achmad Yurianto dikabarkan mengidap kanker usus, dan tengah menjalani perawatan serius dan komprehensif di RSPAD Gatot Subroto.
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr. Albertus Budi Sulistya mengatakan Yurianto sudah dirawat selama 8 hari, dalam kondisi yang harus bed rest atau istirahat total tidak boleh pergi kemana-mana.
"Perawatan ini dilakukan secara komprehensif mulai dari dokter digesif, dokter neurologi, dokter saraf, dokter gizi, dokter penyakit dalam, kesimpulannya dilakukan secara tim lah," ujar dr. Budi saat dihubungi suara.com, Senin (25/4/2022).
Sementara itu mengutip Hello Sehat, kanker usus besar disebut juga dengan kanker kolorektall, yaitu kanker yang menyerang usus besar atau kolon, rektum maupun keduanya.
Ini jenis kanker keenam terbanyak di Indonesia, menurut data Globocan 2018. Sedangkan di dunia, menurut WHO di tahun yang sama, kanker kolorektal menempati peringkat ketiga untuk jenis kanker yang paling umum terjadi.
Mengutip Hello Sehat, meski tidak ada penyebab dan cara pasti mencegah kanker usus besar, tapi secara umum sel kanker terjadi akibat DNA dalam sel mengalami perubahan atau mutasi DNA.
Mutasi DNA ini menyebabkan sel menjadi kacau dan rusak, sehingga sel yang seharusnya tumbuh, membelah, mati secara terprogram, malah terus tumbuh dan hidup tidak terkendali bisa membentuk tumor jinak dan tumor ganas atau kanker.
Berikut ini faktor risiko kanker usus besar dan rektum yang perlu diketahui dan diantisipasi:
1. Usia Lanjut
Baca Juga: 4 Manfaat Buah Delima yang Sayang untuk Dilewatkan, Salah Satunya Bisa Mencegah Kanker
Usia menjadi salah faktor risiko dari kanker kolorektal. Ini karena umumnya sel kanker membutuhkan waktu bertahun-tahun menjadi sel abnormal.
Sama seperti benda yang digunakan setiap hari, lambat laun tentu akan mengalami kerusakan. Ini sama berlaku dengan sel yang kemudian bisa memicu kanker.
Inilah sebabnya, kebanyakan orang yang mengalami sel kanker berusia di atas 50 tahun. Meskipun, beberapa di antaranya juga bisa memiliki penyakit ini di usia muda.
2. Riwayat Memiliki Polip atau Kanker Kolorektal
Pada beberapa orang, penyebab meningkatkan risiko kanker usus besar atau rektum adalah polip. Polip merupakan gumpalan kecil yang terbentuk di usus besar, rektum, maupun bagian tubuh lain.
Salah satu jenis polip, yakni polip adenomatosa berisiko tinggi berubah menjadi kanker jika ukurannya melebihi satu centimeter.
Selain polip usus, risiko penyakit kanker ini juga cukup tinggi pada orang yang sebelumnya pernah memiliki kanker kolorektal. Terutama, pada pasien yang mengalami penyakit di usia muda.
3. Punya Diabetes
Dalam studi yang diterbitkan pada Diabetes Spectrum, diabetes jadi penyebab meningkatnya risiko kanker usus besar maupun rektum karena menyebabkan peradangan yang bisa merusak DNA sel.
Ini karena dipengaruhi oleh resistensi insulin yang terjadi dalam tubuh penderitanya.
4. Pernah Alami Radang Usus
Selain polip, penyebab tingginya risiko kanker yang menyerang usus besar atau rektum bisa juga berasal dari adanya peradangan di area tersebut.
Contohnya, penyakit kolitis ulserativa atau penyakit Crohn. Orang dengan dua kondisi ini, dalam jangka panjang akan mengalami displasia.
Displasia adalah istilah medis yang menggambarkan sel-sel di lapisan usus besar atau rektum terlihat tidak normal, namun belum bisa disebut kanker.
Dalam jangka waktu tertentu, sel-sel tersebut bisa berubah menjadi kanker.
5. Sindrom Kanker Genetik
Menurut American Cancer Society, sekitar 5% kasus kanker kolorektal disebabkan oleh sindrom kanker yang diturunkan oleh keluarga.
Sindrom kanker keluarga yang menjadi penyebab tingginya risiko kanker usus besar atau rektum.