Suara.com - Warganet digemparkan dengan kabar seorang mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) bernama Dimas Toti Putra (21) yang dibakar hidup-hidup oleh tiga temannya di rumahnya sendiri.
Informasi ini pertama kali dibagikan oleh pengguna Twitter @bilal1878 pada Jumat (22/4/2022). Dalam cuitannya, insiden ini terjadi pada Rabu (23/3/2022) lalu dan kini korban masih dirawat di RSUP Dr Sardjito.
Menurut sang ibu, Haniyati (39), peristiwa tersebut dipicu oleh jual beli knalpot.
"Tahu-tahu kok dimas dibakar. Kalau pemicunya katanya knalpot. Jual beli knalpot. Dimas punya satu," ungkap Haniyati kepada awak media, Jumat (22/4/2022).
Baca Juga: Rumah di Kawasan Pasar Gembrong Terbakar, Belasan Unit Damkar dan Puluhan Petugas Dikerahkan
Saat kejadian, Dimas masih sadar dan berusaha mematikan api di tubuhnya dengan menyiram air di kamar mandi dan mengejar temannya, tetapi tak terkejar.
Terlepas dari insiden ini, apa yang terjadi ketika seseorang dibakar hidup-hidup?
Berdasarkan laman Ranker, berikut tahapan yang terjadi saat tubuh terbakar.
1. Api mengelupas kulit dan otot berkontraksi
Api akan membakar dan mengelupas epidermis, lapisan luar kulit yang tipis. Setelah sekitar lima menit, lapisan yang lebih tebal atau dermis akan menyurut dan robek, lemak mulai bocor.
Baca Juga: Rumah di Dekat Pasar Gembrong Terbakar, Penyebab Kebakaran Masih Belum Diketahui
Otot di tubuh akan mulai berkontraksi. Panas api juga dapat menyebabkan organ menyusut dan mati. Nyala api sendiri dapat mempercepat dekomposisi termal.
2. Menghirup asap dapat menyebabkan mati lemas
Saat paru-paru menghirup asap dari kobaran api, sistem pernapasan mulai gagal, menyebabkan orang tersebut mati lemas.
Bahkan jika seseorang selamat dari luka bakar parah, paru-paru dapat terisi dengan cairan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kondisi fatal.
3. Tubuh tidak merasa sakit
Momen paling menyakitkan terjadi pada awal kulit terbakar. Setelah kulit dan ujung saraf terbakar, tubuh kurang lebih tidak merasakan apa-apa.
Tetapi ketika suhu tubuh naik di atas 40,5 derajat Celcius, enzim di dalam tubuh tidak lagi berfungsi dengan baik. Perubahan suhu tubuh yang ekstem dapat menyebabkan kegagalan organ utama serta syok.
4. Tubuh memasuki tahap 'shock burn'
Shock burn seringkali merupakan respons tubuh untuk bertahan dari luka bakar yang luas.
Karena tubuh kekurangan darah beroksigen, tubuh akan melepaskan histamin dan prostaglandin yang menggerakkan cairan di sekitar tubuh dan berpotensi menyebabkan kematian.
5. Dapat menyebabkan kehilangan darah
Jika seseorang yang terbakar tidak mati karena mati lemas atau syok, kemungkinan penyebab kematian berikutnya adalah kehilangan darah atau cairan, dikenal sebagai hipovolemia.
Luka bakar parah pada kulit memicu respons peradangan, yang menyebabkan kapiler bocor. Jika kapiler bocor terlalu banyak darah, seseorang bisa kehabisan darah.
Untungnya, kondisi Dimas berangsur membaik setelah menghabiskan waktu sebulan dirawat di rumah sakit.
"Kondisi saat ini berangsur membaik. Mohon doanya semoga segera pulih kembali," tutur Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan.