Pecahkan Rekor, Pasien Ini Terinfeksi Covid-19 selama 505 Hari Berturut-turut Tanpa Hasil Tes Negatif

Minggu, 24 April 2022 | 16:46 WIB
Pecahkan Rekor, Pasien Ini Terinfeksi Covid-19 selama 505 Hari Berturut-turut Tanpa Hasil Tes Negatif
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti menemukan kasus infeksi Covid-19 terpanjang melampaui rekor sebelumnya, yakni 335 hari. Ini terjadi pada seorang pasien di Inggris yang terinfeksi virus corona selama 505 hari atau setahun 4 bulan.

Sang pasien terus mengalami infeksi karena memiliki sistem kekebalan yang lemah, mencegah tubuh melawan SARS-CoV-2 secara efektif.

Berdasarkan Live Science, pasien tertular Covid-19 pada awal 2020 dan sudah keluar masuk rumah sakit selama 72 minggu.

Setiap kali tes PCR, hasilnya selalu menunjukkan positif dan dari tes pengurutan genetik, jenis virus yang menginfeksi selalu sama.

Baca Juga: Kasus Kematian Pasien COVID-19 di China Meningkat, Pemerintah Minta Warga Tak Mudik

"Pasien tidak pernah dites negatif. Ini adalah infeksi berkelanjutan karena tanda genetiknya, informasi yang kami dapatkan dari pengurutan genom virus, unik dan konstan pada pada pasien itu," ujar penulis utama studi Luke Blagdon Snell dari Departemen Infeksi di Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust, London.

Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

Pasien diobati dengan antivirus, tetapi obat tersebut tidak efektif. Dokter mengatakan sang pasien memiliki penyakit komorbid.

Ia telah meninggal di rumah sakit pada 2021.

Kasus ini dipresentasikan minggu ini di Kongres Eropa Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular di Lisbon, Portugal.

Menurut peneliti, kasus ini menjadi salah satu bagian dari 9 penelitian pada pasien dengan sistem kekebalan lemah dan infeksi Covid-19 berkepanjangan.

Baca Juga: Moms Tak Perlu Khawatir, Vaksin Covid-19 Tidak Memengaruhi Hasil Program Bayi Tabung!

"Pasien immunocompromised yang terinfeksi (Covid-19) persisten memiliki hasil yang buruk, dan strategi pengobatan baru sangat dibutuhkan untuk menghentikan infeksi di tubuh mereka. Pengobatan juga dapat mencegah munculnya varian baru," tandas spesialis penyakit menular Gaia Nebbia dari Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI