Hepatitis Pada Anak Meningkat, Ilmuwan Sebut Imunitas Rendah Karena Pembatasan Sosial

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 23 April 2022 | 12:59 WIB
Hepatitis Pada Anak Meningkat, Ilmuwan Sebut Imunitas Rendah Karena Pembatasan Sosial
Kenali penyebab dan cara pengobatan Hepatitis A. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus hepatitis pada anak mengalami peningkatan di seluruh dunia. Pakar mengatakan, salah satu penyebabnya bisa jadi karena pembatasan sosial akibat pandemi.

Simon Taylor-Robinson, konsultan hepatologi dan profesor pengobatan translasi di Imperial College London mengatakan imunitas yang rendah sebagai akibat pembatasan sosial selama pandemi bisa menjadi salah satu faktor penyebab.

"Ini mungkin respons yang berlebihan terhadap rangsangan sistem kekebalan yang tidak digunakan untuk melawan serangan semacam itu. Itu teori yang bagus," katanya dikutip dari ANTARA.

Ilmuwan lain memperingatkan infeksi adenovirus mungkin bersifat kebetulan, karena banyak virus semacam itu beredar di saat-saat seperti ini. Penyelidikan tentang hal itu masih berlangsung.

Baca Juga: Kasus Hepatitis Pada Anak Meningkat di Seluruh Dunia, Ilmuwan Cari Tahu Penyebabnya

Apa Saran Otoritas Kesehatan Publik?

Otoritas kesehatan publik di Amerika Serikat dan Eropa telah meminta dokter untuk mewaspadai kondisi tersebut, dan untuk melakukan tes adenovirus pada anak jika diduga terkena hepatitis.

Gejalanya mencakup urine berwarna gelap, mata dan kulit menguning, sakit, kelelahan, demam, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, tinja berwarna terang, dan nyeri sendi.

Belum ada pengobatan khusus bagi hepatitis, tapi obat-obatan seperti steroid bisa membantu, juga obat untuk menghilangkan gejala.

Orang tua diminta mewaspadai gejala dan menghubungi petugas kesehatan jika mereka khawatir.

Baca Juga: Amerika Serikat Diserang Wabah Hepatitis, Ancam Kesehatan Anak-anak

Untuk mencegah meluasnya wabah, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengimbau masyarakat untuk mencuci tangan dan menjaga "kesehatan pernapasan yang baik", seperti menutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin.

Para pakar mengatakan kenaikan kasus relatif lambat tapi mereka memperingatkan jumlah kasus mungkin akan bertambah banyak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI