Dokter Sarankan Lakukan SADARI Untuk Skrining Kanker Payudara Sambil Berbaring, Mengapa?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 22 April 2022 | 11:05 WIB
Dokter Sarankan Lakukan SADARI Untuk Skrining Kanker Payudara Sambil Berbaring, Mengapa?
Foto oleh Anna Tarazevich dari Pexels
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Periksa payudara sendiri atau (SADARI) menjadi salah satu cara skrining paling sederhana untuk mengetahui kanker payudara. Sayangnya masih banyak yang tidak tepat melakukanya.

Dikutip dari ANTARA, Jumat, (22/4/2022), Dokter Spesialis Bedah Onkologi dr. Maria Kristina Siswandari, Sp.B (K) Onk menyarankan perempuan melakukan dalam posisi berbaring. Mengapa demikian?

Merujuk Mayo Clinic, saat berbaring, jaringan payudara menyebar, membuatnya lebih tipis dan lebih mudah untuk dirasakan.

Bila bagian payudara kanan yang akan Anda diperiksa, maka angkat lengan kanan lalu rabalah dengan tangan kiri menggunakan tiga jari yakni telunjuk, tengah dan manis. Lalu lakukan hal sebaliknya saat pemeriksaan payudara kiri.

Baca Juga: Kiki Fatmala Dinyatakan Sembuh Kanker Stadium 4, Apa Saja Pilihan Perawatannya?

Ilustrasi kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara

"Kita lakukan perabaan. Seluruh bagian payudara harus diraba misalnya dengan gerakan melingkar atau zig zag sehingga seluruh permukaan teraba. Tidak usah ditekan terlalu keras, cukup dengan ringan," saran Kristina.

Selain sembari berbaring, dia juga menyarankan wanita melakukan SADARI di depan cermin untuk mencari ada tidaknya penonjolan, puting masuk ke dalam, atau lesung di payudara, gambaran payudara seperti kulit jeruk.

"Posisi sambil tangan ke atas, lalu di pinggang. Semua yang teraba benjol mengkhawatirkan sehingga kita perlu pemeriksaan lanjutan," kata dia.

SADARI diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan bentuk payudara atau adanya kelainan dan hasil pemeriksaan perlu dikonfirmasikan dengan pemeriksaan penunjang.

"Orang pertama kali berobat biasanya saat menemukan benjolan. Jangan takut dulu, karena benjolan bisa tumor jinak atau ganas. Kalau jinak tidak akan menyebar dan tak berbahaya," kata dia.

Baca Juga: Kiki Fatmala Idap Kanker Stadium Empat, Ungkap Kondisi Terkini usai 5 Bulan Berjuang

Kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua tertinggi setelah kanker leher rahim dengan sebanyak 23.140 kasus baru setiap tahun. Menurut Kristina, kebanyakan pasien datang dalam stadium lokal lanjut dan bila begini maka angka harapan hidupnya akan jauh turun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI